Di pihak lain, ada saja yang meragukan Jokowi bakal memberikan kuasa pengelolaan kepada Pertamina. M Asdar, Pakar Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) menyebut, dulu saja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih maju-mundur soal siapa yang akan melanjutkan penglolaan Blok Mahakam.
Padahal dilihat dari latar belakang SBY yang berasal dari milter, ekspektasi yang muncul adalah SBY bisa tegas pada saat itu. Begitu pula dengan Wakil Presiden Boediono yang berlatar ekonom. Namun, toh nyatanya, lanjut Asdar, nasib Mahakam masih digantung hingga pemerintahan SBY berakhir.
"Sekarang dua-duanya pengusaha. Yang ditakuti pengusaha cuma satu, rugi," kata dia dalam launching buku 'Kembalikan Mahakam', Jakarta, Senin (10/11/2014).
Asdar menyadari potensi ekonomi yang begitu besar jika negara bisa mandiri mengelola Blok Mahakam lewat Pertamina. Persoalannya, berdasarkan pengalamannya berbicara dengan DPR yang berasal dari Kalimantan Timur, DPR tersebut bilang saat ini masyarakat di sana tak lagi mempersoalkan siapa yang menglola Mahakam. "Tapi berapa bagian yang mereka terima. Yang penting jatah 10 persen," sebut dia lagi.
Asdar menyebut, persoalan Mahakam bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga pride (kebanggaan). Asdar yakin, setelah 50 tahun berlalu sejak Mahakam dikelola asing, Indonesia pasti memiliki sumber daya manusia (SDM) yang bisa meneruskannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.