Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" Jokowi di Tianjin, dari Kereta Cepat hingga Pembangkit Listrik

Kompas.com - 11/11/2014, 16:40 WIB

Dengan rombongannya yang relatif berjumlah kecil, kurang dari 50 orang dalam rombongan inti, termasuk 13 wartawan, Presiden Jokowi juga melakukan peninjauan di kantor pelayanan Pelabuhan Tianjin, bahkan dermaga kontainer. Ia secara langsung menanyakan kapasitas pelabuhan dan hitung-hitungan ekonomi operasional bandara tersebut.

"Rencananya, kita akan mengembangkan 24 pelabuhan dalam lima tahun ini. Oleh sebab itu, mengapa kita ke Tianjin, ini adalah pelabuhan besar, dan arah pengembangan 50 tahun-100 tahun sudah ada perencanaan," kata Jokowi.

Menurut Presiden, pemerintah pada 2015 akan siap membangun empat pelabuhan sehingga kunjungan ke Tianjin tersebut sebagai suatu penjajakan dan pembelajaran.

"Pertama, kita ingin melihat di lapangan. Kedua, kalau bisa, kerja sama antara BUMN dan BUMN. Kalau tidak, ya swasta dengan swasta," katanya.

Namun, ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika pemerintah melakukan pembiayaan apabila rencana tersebut masih dianggap tidak menarik oleh investor.

Terkait peluang mengadopsi konsep pelabuhan Tianjin, Presiden mengatakan pelabuhan tersebut memang terhitung efisien. Akan tetapi, belum ada pembahasan ke arah itu, sekalipun ia mengaku bahwa contoh di Tianjin sudah lebih dari cukup, baik dari segi manajemen maupun perencanaan.

Pelabuhan Tianjin juga merupakan pelabuhan terbesar di kawasan utara Tiongkok dan merupakan pintu akses maritim terpenting bagi Beijing.

Dengan luas daratan 121 km persegi, pelabuhan Tianjin adalah man-made port terbesar di Tiongkok.

Pada tahun 2013, pelabuhan Tianjin menangani kargo sejumlah 500 ton dan kontainer sebanyak 13 juta TEU. Hal tersebut menjadikannya sebagai pelabuhan keempat yang terbesar di dunia dalam hal aktivitas dan kesembilan terbesar di dunia untuk pelabuhan kontainer.

Pelabuhan Tianjin menghubungkan Tiongkok dengan lebih dari 600 pelabuhan di 180 negara di dunia.

Pembangkit listrik terintegrasi

Selain blusukan di pelabuhan, Presiden Jokowi juga blusukan melihat integrasi antara fasilitas pembangkit listrik, pemurnian air laut, dan pembuatan garam di Tianjin Beijing Power Plant.

"Mereka dalam membangun pelabuhan itu pasti terintegrasi. Pembangkit listrik ada, pelabuhan ada, zona industri menjadi satu. Menjadi efisien, membawa barang dekat, menarik listrik ke industri dekat. Inilah yang ingin terus kita pelajari, mengapa barang mereka sangat kompetitif, bisa sangat murah dan efisien," katanya.

Jokowi melakukan tanya jawab langsung dengan penanggung jawab fasilitas pembangkit listrik tersebut tentang tingkat efisiensi fasilitas itu, termasuk juga dampaknya terhadap lingkungan.

Tianjin Beijing Power Plant merupakan pembangkit listrik bertenaga batu bara dengan kapasitas 2.000 megawatt. Pembangkit listrik tersebut dibuka pada 2009, dan berlokasi di Subdistrik Hangu, Binhai New Area.

Pembangkit listrik itu merupakan salah satu sumber tenaga bagi Tianjin, terutama kawasan Binhai New Area.

Selaras dengan gagasan yang diusungnya dalam kampanye untuk jabaran RI1, pada kunjungan kerja pertamanya ke luar negeri, Presiden Jokowi tampaknya juga langsung menyasar pada upaya-upaya untuk mewujudkan konektivitas antarkota dan kawasan di Indonesia serta mewujudkan ketahanan energi.

Sekalipun belum secara terbuka menyampaikan hasil dari blusukan tersebut, dalam suatu wawancara seusai jamuan santap malam para pemimpin ekonomi APEC di Water Cube, Beijing, Presiden Jokowi mengakui bahwa ada hasil konkret dari pertemuannya dengan para pemimpin Tiongkok serta kunjungan kerjanya ke negeri tersebut. (GNC Aryani)

Baca juga: Jokowi Tegaskan Indonesia Tak Ingin Sekadar Jadi Pasar bagi Negara Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com