KPPU pun menyebut salah satu faktor disparitas harga ayam itu karena adanya aksi "premanisme" di pasar yang mengatur harga jual ayam potong.
"Di hilir ada masalah terkait ayam hidup dan ayam potong di pasar-pasar. Dulu bulan puasa saya teriak-teriak tentang premanisme di pasar-pasar, saya kira itu masih terjadi (saat ini)," ujar Ketua KPPU M. Nawir Messi di Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Dia menjelaskan, awalnya KPPU mencurigai mahalnya harga ayam potong dibandingkan ayam hidup ditingkat peternak karena aksi kartel. Namun setelah diselidiki, rupanya aksi premanisme di pasar yang mengendalikan harga jual menjadi penyebabnya.
Selain di hilir, pemasalahan harga ayam juga terdapat di hulu yaitu berkuasanya perusahaan-perusahan unggas besar yang mengatur harga jual.
"Ada peternak terintegrasi dengan perusahan besar, sisanya setengah terintgerasi, mereka butuh perjanjian dengan mitra-mitranya yang kecil, nah perjanjianya itu aneh tapi yang atur harga mitra besar. Yang besar menikmati untung banyak, yang peternak kecil mandiri terseok-seok," kata Nawir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.