Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Penggunaan BBM Nabati Kembali Muncul

Kompas.com - 27/11/2014, 13:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA , KOMPAS.com - Keputusan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memunculkan harapan baru bagi industri sawit nasional. Pasalnya, bahan bakar biofuel sawit dipercaya akan menjadi alternatif selain BBM yang berasal dari fosil.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Hari Priyono merasa yakin bahwa penggunaan biofuel sawit akan meningkat pasca kenaikan harga BBM bersubsidi. Pasalnya kata dia, penggunaan BBM bersubsidi selama ini mempengaruhi perkembangan biofuel di Indonesia.

"Di Dewan Energi Nasional (DEN), selain dibahas menuju ke sana (ke arah penggunaan bio fuel), penggunaan fosil juga masih mempengaruhi penggunaan biofuel. Pengurangan Subsidi BBM tentu akan berpengaruh (positif) kepada penggunaan bio fuel," ujar Hari, Kamis (27/11/2014).

Dia menjelaskan, pemerintah saat ini memiliki semangat baru untuk mengembangkan biofuel sebagai alternatif penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil. Bahkan, kata Hari, pemerintah sudah memiliki target penggunaan biofuel sebesar 20 persen.

"Policy tentang energi terbarukan kita sedang menuju kesana, karena energi dari fosil terbatas dan mahal. Untuk energi, kita harus mengarah ke biofuel, targetnya penggunaan biofuel 20 persen, sekarang baru 5 persen," kata Hari.

Terkait pengembangkan sawit untuk biofuel, Hari mengatakan bahwa pemerintah perlu mengeluarkan regulasi khusus terkait pengembangan sawit. Pasalnya, dengan adanya regulasi khusus, para investor akan mendapatkan kepastian hukum saat berinvestasi di sektor kelapa sawit.

"Mungkin dunia usaha memerlukan komitmen pemerintah sehingga dunia usaha akan mengembangkan biofuel. Harus ada dukungan biofuel lebih atraktif lagi," ucap hari.

Berdasarkan data tahun 2013, Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 27,8 juta ton dengan total menyerap kurang lebih 5 juta tenaga kerja. Sementara itu, hasil devisa dari ekspor sawit mencapai 15,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com