Kepala BPS Suryamin menuturkan, bensin sebagai adminstered prices memberikan andil sebesar 0,47 persen terhadap inflasi November 2014. Perubahan harga bensin sebesar 12,18 persen, disebabkan kebijakan pemerintah mengalihkan subsidi BBM sebesar masing-masing Rp 2.000 per liter untuk bensin dan solar, pada 18 November 2014. (Baca: Inflasi November 1,5 Persen).
“Terjadi perubahan harga bensin di 82 kota IHK, tertinggi di Kudus dengan perubahan harga sebesar 13,48 persen, dan di 81 kota IHK lainnya perubahan harganya sebesar antara 11-13 persen,” kata Suryamin dalam paparan, Senin (1/12/2014).
Bandingkan dengan komoditas cabai merah, sumbangan BBM terhadap inflasi November 2014 terlihat lebih rendah. Komoditas cabai merah memberikan andil sebesar 0,26 persen terhadap inflasi November 2014, dengan perubahan harga nasional sebesar 44,97 persen.
Suryamin menjelaskan, kenaikan harga cabai merah disebabkan produksi berkurang. Terjadi kenaikan harga cabai merah di 80 kota IHK, tertinggi di Parepare dengan perubahan harga sebesar 97 persen, dan Makasar serta Palembang masing-masing 93 persen.
Dua kota yang inflasinya mengalami penurunan yaitu Jayapura (25 persen), dan Tual (3 persen). Masih dari kelompok volatile food, komoditas cabai rawit juga memberikan andil terhadap inflasi 0,09 persen.
Meski sumbangannya kecil, namun kenaikan harga cabai rawit tergolong tinggi sebesar 65,49 persen. Penyebabnya, produksi berkurang akibat pengaruh musim. Terjadi kenaikan harga cabai rawit di 79 kota IHK, dimana kenaikan harga tertinggi terjadi di Madiun sebesar 175 persen, dan di Semarang sebesar 164 persen.
“Tarif listrik juga memberikan andil terhadap inflasi November, sebesar 0,06 persen, dengan perubahan harga sebesar 1,7 persen. Tarif listrik prabayar di 80 kota IHK yang dikelola PLN naik antara 0,05 – 5,73 persen. Sementara itu, dua kota IHK yang listriknya dikelola Pemda tidak mengalami kenaikan tarif, yaitu di Tarakan dan Batam,” imbuh Suryamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.