Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Anak Usaha RNI Berencana Sewakan Lahan yang "Nganggur"

Kompas.com - 05/12/2014, 04:52 WIB
Penulis Tabita Diela
|
EditorFidel Ali Permana

SUBANG, KOMPAS.com
- Buruknya kondisi industri gula di Tanah Air memaksa perusahaan-perusahaan penghasil gula memutar otak untuk mencetak keuntungan atau setidaknya menutup kerugian. Salah satu caranya, dengan mengoptimalkan semua aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
 
Langkah mengoptimalkan aset tersebut tampaknya akan dilakukan oleh anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero, PT PG Rajawali II. Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT PG Rajawali II, MZ Abidin, di sela kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Pabrik Gula Subang, Kamis (4/12/2014).
 
Menurut Abidin, perusahaannya memiliki sekitar 30-an hektar tanah yang kemungkinan terbengkalai (idle). Karena itu, dia ingin mengupayakan agar pihaknya bisa bekerja sama dengan perusahaan lain.
 
"Kemarin ini kami belum bisa mencetak keuntungan. Tahun 2014 masih rugi sampai beberapa ratus miliar (rupiah). Itu dari sisi gula. Kita mau memanfaatkan aset. Mau kita sewakan, kerjasamakan dengan pihak yang membutuhkan," ujar Abidin.
 
Abidin menjelaskan, ada aturan yang melarang BUMN menjual asetnya, terutama tanah. Karena itu, perusahaannya akan cenderung memanfaatkan lahan-lahan tersebut melalui Kerja Sama Operasional (KSO) dengan pihak lain. Tidak hanya untuk dijadikan properti komersial, Abidin juga menegaskan bahwa tidak tertutup kemungkinan bahwa tanah idle milik perusahaannya bisa menjadi lokasi pembangunan rumah rakyat.
 
"Kami sebetulnya mau banget, tapi diingatkan pihak legal. (Pihak legal mengatakan) 'Niat Bapak baik, tapi di belakang bisa dianggap tidak benar.' Kita sudah konsultasi dengan Adhi Realty. Tapi harus ada izin pelepasan," pungkasnya.
 
Sebagai catatan, Abidin sempat menyatakan bahwa selama 2014 ini perusahaannya mengalami kerugian sampai Rp 200 miliar lebih. Tahun depan, Abidin masih memperkirakan adanya kerugian, namun dia optimistis kerugiannya lebih minim. Menurut Abidin, proyeksi kerugian di tahun depan disinyalir 'hanya' mencapai Rp 50 miliar.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+