Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Naikkan Target PNBP, Produksi Batu Bara Digenjot

Kompas.com - 05/12/2014, 14:36 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah Presiden Joko Widodo menargetkan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari batu bara sebesar Rp 10 triliun secara otomatis akan berefek pada penambahan produksi batu bara. Karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya menggenjot produksi batu bara dalam negeri.

"Kalau presiden bicara target kita PNBP ke Rp 10 triliun ekuivalen 150 juta ton batu bara, kalau rate tarif seperti sekarang," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara R. Sukhyar dalam acara Coffee Morning di Gedung ESDM, Jakarta, Jumat (5/12/2014).

Namun, penambahan produksi batu bara sebaiknya disingkapi dengan hati-hati. Sebagai catatan, harga komoditas batu bara pada November 2014 melemah hingga mencapai level 65,70 dollar AS per ton. Padahal, harga batu bara acuan (HBA) Januari 2014 berada di kisaran 81,90 dollar AS per ton.

Besarnya produksi batu bara merupakan salah satu faktor yang menekan harganya. Sukhyar mencatat, produksi batu bara tahun ini sudah melebihi target. Hingga November produksi sudah mencapai 346 juta ton dan akan menuju 420 juta ton di akhir tahun. Padahal, rencana awal hanya 397 juta ton.

Untuk itu, demi menjaga harga, batu bara perlu terserap oleh konsumsi dalam negeri. "Pak Jokowi minta pemakaian batu bara dalam negeri 60 persen dari produksi. Sekarang 25 persen dari produksi. Target (penyerapan) tahun ini 90 juta (ton) baru tercapai 55 juta (ton) sampai Oktober. Penyerapan juga tidak begitu besar. Bagaimana menambah 60 persen?" imbuhnya.


Sukhyar mengatakan, hal tersebut menjadi tugas berat yang harus dilaksanakan Kementerian ESDM. Dia pun membuka peluang bagi para pemangku kepentingan di sektor energi. "Saya mau nanti masukan merespon ini. Kalau biasa Presiden sudah bicara target, kita mengikuti," kata Sukhyar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com