Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Tahun Depan, Indonesia Harus Bebas Impor Garam

Kompas.com - 09/12/2014, 17:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menargetkan swasembada garam pada 2015. Terkait dengan hal itu, Menteri Susi menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

"Hari ini meeting koordinasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Perdagangan. Ada beberapa hal untuk menuju tujuan kabinet kerja, tentang swasembada di negeri kita," kata Susi, Selasa (9/12/2014).

Salah satu poin yang dibahas adalah soal swasembada garam. Menurut Susi, saat ini terlalu banyak produk kelautan dan perikanan yang terpaksa harus didatangkan dari luar negeri, seperti garam, ikan, dan bahkan pakan ikan (fish meal), dengan porsi impor mencapai 80 persen.

Susi mengatakan, salah satu persoalan petani garam adalah hasil produksi yang dihargai secara murah. Dengan menumbuhkan industri garam dan meningkatkan kualitasnya, dia berharap Indonesia bisa mencukupi kebutuhan domestik.

"Maunya dalam satu tahun kita tidak perlu impor lagi, apa pun (garam konsumsi ataupun industri). Yang jelas, kita punya persoalan harga garam murah. Ini harus dibetulkan," ujar Susi.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam kesempatan yang sama mengatakan, tiga kementerian akan membuat peta jalan industri garam untuk mengejar target swasembada. "Harusnya bisa dibuat di dalam negeri sehingga garam industri tidak perlu impor," ucap dia.

Kebutuhan garam nasional sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 3,857 juta ton, terdiri dari garam konsumsi sebanyak 1,728 juta ton, dan garam industri sebanyak 2,128 juta ton. Sementara itu, ketersediaan garam secara keseluruhan mencapai 4,800 juta ton.

Ketersediaan tersebut terdiri dari stok awal sebanyak 666.455 ton, produksi sebanyak 2,1 juta ton, impor sebanyak 1,9 juta ton, dan ekspor sebanyak 3.000 ton. Dari prognosis tersebut, sisa garam tahun ini ditaksir sebanyak 943.809 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com