Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalahkan Doktor Lulusan Oxford, Kakak Adik Ini Mendunia

Kompas.com - 14/12/2014, 09:09 WIB

Namun, Arfian pernah punya pengalaman buruk soal klien. Lantaran komunikasi hanya lewat e-mail dan Skype, Dtech pernah ditipu klien dari Amerika. Pada 2012, mereka mendapat proyek untuk membuat pulpen berbahan aluminium. Mereka sudah mengerjakan 30 persen dari total 400 buah pulpen yang diminta. Namun, pesanan itu ternyata tidak dibayar.

Pengalaman pahit itu tak membuat mereka patah arang. Malahan, setelah kejadian itu, Arfian dan Arie semakin bersemangat mencari order baru. Tahun lalu, misalnya, Dtech dipercaya mengerjakan proyek serupa dengan tadi, yakni membuat pulpen eksklusif, dari bahan alumunium dan batok kelapa. Pulpen tersebut lantas terjual dengan harga 79 dollar AS–99 dollar AS per unit.

Dengan pencapaiannya ini, Arfian dan Arie tak pelit berbagi ilmu. Tahun ini, mereka mulai membuka kelas gratis untuk orang-orang yang punya minat serupa. "Kami sudah belajar banyak dari klien, jadi sekarang kami mau berbagi juga dengan anak muda lain yang tertarik bidang design engineering," kata Arfian.  

Selain itu, masih ada mimpi yang ingin diwujudkan oleh Arfian, yakni melanjutkan kuliah. Alih-alih mengambil jurusan teknik atau desain, Arfian justru lebih tertarik mempelajari bisnis. "Kalau bidang yang sekarang bisa saya pelajari dari buku, internet, atau teman-teman. Tetapi, saya mau mendalami bisnis untuk membesarkan Dtech," tutur dia.    

"Ngetop" seusai mengalahkan lulusan Oxford
Meski sudah menggeluti bisnis desain mekanik sejak 2009, baru tahun ini nama Arfian Fuadi dan M Arie Kurniawan dikenal banyak orang. Kakak beradik ini tenar setelah memenangkan kompetisi 3D Printing Challenge yang diadakan General Electric, beberapa bulan lalu.

Arfian dan Arie berhasil merancang komponen pesawat jet generasi terbaru. Sebelumnya, berat komponen yang asli mencapai 2.033 gram. Mereka bisa mengurangi bobotnya menjadi hanya 327 gram.

Prestasi ini mencuat karena kompetisi itu diikuti oleh insinyur dari berbagai penjuru dunia. Arfian dan Arie keluar sebagai juara pertama mengalahkan seorang doktor dari Swedia dan lulusan Oxford University yang bekerja di perusahaan Airbus.

Alhasil, pencapaian itu membuat branding Dtech Engineering sebagai perusahaan berskala internasional makin mantap. "Karena ada juga klien yang datang karena tahu kami memenangkan kompetisi itu," ucap Arfian.

Banyak orang Indonesia menganggap seram pasar global. Padahal, menurut Arfian dan Arie, pasar global justru lebih menjanjikan. Kualitas menjadi modal untuk bertarung di pasar internasional. Lagi pula, bisnis di pasar global bisa dimulai dari partai kecil.

Arfian mencontohkan pengusaha furnitur yang mau mengekspor produknya. "Banyak pengusaha berpikir pasar luar itu susah, harus modal besar dan quality control yang ketat. Padahal, yang penting dimulai saja dari partai kecil," ujarnya.  

Setidaknya, ada dua kunci sukses jika mau berbisnis di pasar global, yakni ide dan eksekusi yang bagus. Tren pasar global yang selalu berubah juga harus diikuti perkembangannya. "Kalau tentang desain atau manufaktur, bisa belajar secara otodidak. Tetapi, ide dan eksekusi ide itu hal mahal, yang tidak dimiliki semua orang," tutur Arfian. (Marantina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com