Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Salurkan 230.000 Ton Beras untuk 15,5 Juta Rumah Tangga Sasaran

Kompas.com - 15/12/2014, 14:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Perum Bulog akan menyalurkan 230.000 ton beras kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS).

Pelaksana Tugas Direktur Utama Perum Bulog Budi Purwanto mengatakan, rencananya penyaluran akan dilakukan pada Desember ini. Namun, dia mengaku belum tahu pasti kapan akan disalurkan. "Penyalurannya kami menunggi instruksi selanjutnya," kata dia ketika mendampingi Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di gudang Bulog Divre Jakarta-Banten, Senin (15/12/2014).

Budi bilang tiap-tiap RTS akan menerima 15 kilogram beras. Penyaluran ini dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas harga dan daya beli Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR). Rencananya harga tebus beras ini sebesar Rp 1.600 per kilogram.

Budi menuturkan, volume beras yang akan disalurkan ke tiap-tiap daerah berbeda-beda tergantung dengan perhitungan TNP2K. Biasanya, Jawa Timur menjadi daerah dengan penyaluran paling banyak.

Operasi Pasar Khusus (OPK) akan dilakukan selama satu bulan sejak Desember 2014. Budi bilang, jika harga beras di pasar sudah cukup stabil, maka Bulog akan mengerem operasi pasar. Saat ini stok beras nasional di gudang Bulog sebanyak 1,7 ton, yang mencukupi sampai 7 bulan ke depan.

Budi menambahkan, meski memiliki cadangan namun selama itu Bulog tetap akan berupaya menyerap beras petani sebanyak mungkin. "Kita tetap harus memupuk stok kita. Memang tidak bisa diperkirakan sebulan berapa (kilogram). Tapi kita upayakan sebanyak mungkin," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com