Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah Terlalu Murah, BI Berharap Pemerintah Genjot Ekspor

Kompas.com - 18/12/2014, 02:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah saat ini dinyatakan berada di bawah tingkat harga keseimbangan pasarnya, alias terlalu murah atau undervalued. Namun, masyarakat diminta tak panik. Peningkatan ekspor dan penurunan impor diharapkan terjadi, untuk memperbaiki nilai tukar ini.

“Kalau (rupiah) undervalued, kita bisa mendorong ekspor dan menurunkan impor,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, Rabu (17/12/2014). Pada penutupan perdagangan Rabu, nilai tukar rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirujuk juga sebagai kurs tengah BI adalah Rp 12.720 per dollar AS.

Pada awal pekan ini, Senin (15/12/2014), rupiah ditutup dengan kurs Rp 12.599 per dollar AS. Sehari sesudahnya, rupiah anjlok ke nilai tukar Rp 12.900 per dollar AS. Menurut Mirza, sejak rupiah tergelincir dari level Rp 12.300 per dollar AS, BI sudah melakukan intervensi ke pasar valas dan membeli surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder.

Menurut Mirza, kurs rupiah pada level Rp 12.720 per dollar AS ini sekalipun sudah menguat dari sehari sebelumnya, masih di bawah level ideal saat ini pada level Rp 11.900 dampai Rp 12.300 per dollar AS. Dia menyebutkan kurs pada Rabu hanya berada pada level 96,1 persen real exchange rate (RER).

“Sampai saat ini kami melakukan intervensi, meski tidak sebanyak kemarin. Pokoknya kami akan melakukan peran untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah,” imbuh Mirza. Dia berkeyakinan, depresiasi rupiah hanya bersifat sementara. (Baca juga: BI: Pelemahan Rupiah Tak Lama, asal...)

Di sisi lain, Bank Indonesia berharap pemerintah terus menjaga fundamental ekonomi. Defisit neraca transaksi berjalan sebisa mungkin dipersempit, lanjut dia, dengan tetap menggenjot ekspor dan menambah devisa dengan mendatangkan sebanyak-banyaknya turis asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com