"Bicaranya mau pakai sabun padat, sabun ,atau sabun cair. Maaf saja ya, buruh di Jateng kemarin minta beras Rojolele, tetapi perusahaan minta beras IR. Buruh perempuan juga minta bra Triumph," tutur Ganjar ditemui di sela-sela Musrenbang Nasional, Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Ganjar menilai, komponen hidup layak (KHL) yang diusulkan buruh sudah tidak rasional sehingga kesepakatan pun sulit dicapai. Ganjar pun melihat, buruh sudah tak lagi memperhitungkan kemampuan perusahaan.
"UMK itu perhitungannya kacau. Rumusnya enggak jelas. Indikatornya banyak, survei berhari-hari," imbuh Ganjar.
Dia menerangkan, untuk mengatasi masalah UMK yang berlarut-larut, dia telah berkonsultasi dengan Menteri Tenaga Kerja, bahkan dengan Presiden Joko Widodo. Dia pun berharap, ada pola penetapan upah baru dari Kemenakertrans.
"Kuatkan Dewan Pengupahan karena Dewan Pengupahan sekarang enggak kuat-kuat, enggak pernah kuorum," sindir Ganjar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.