Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran, "E-Fishery", dan Lele

Kompas.com - 20/12/2014, 22:47 WIB

Melihat kenyataan semacam itu, Gibran menemukan ide untuk menciptakan perangkat berbasis teknologi untuk mengontrol pemberian pakan ikan. “Tapi, sebelumnya, saya menawari peternak itu, apakah mau membeli alat ini,” cetus Gibran.

Setelah mendapat kepastian pembelian dari sejumlah peternak, Gibran segera melakukan riset. Untuk membiayai risetnya, dia menjual usaha kuliner dan fokus menciptakan perangkat elektronik ini.

Awalnya, dia memesan prototipe perangkat ini pada sebuah produsen perangkat elektronik di Bandung. Kebetulan, saat itu, Bank Mandiri mengadakan kompetisi Mandiri Young Technopreneur. Tentu saja, Gibran, yang akrab berkompetisi, langsung mendaftarkan temuannya ini. Dia berhasil memenangkan kompetisi itu, dan mendapat kucuran dana untuk pengembangan risetnya.

Baru awal tahun ini, Gibran meluncurkan e-fishery. Perangkat ini menawarkan efisiensi dalam pemberian pakan. Keuntungan lain yang ditawarkan alat ini adalah peternak bisa mengendalikan stok pakan dari jarak jauh, e-fishery juga punya sensor untuk mengukur nafsu makan ikan. Reduksi biaya pakan bisa mencapai 20 persen. Hasil lain, air kolam tak cepat keruh, sehingga perkembangan ikan lebih optimal.

Tak lupa, Gibran juga mengatur strategi penjualan. Dia terlebih dulu menawarkan e-fishery ke perusahaan besar. “Saya berpikir, kalau penjualan untuk perusahaan besar berhasil, pasti peternak kecil akan mengikuti langkahnya,” kata dia.

Dalam usaha ini, kembali dia menggandeng dua temannya. Kini, pesanan e-fishery rutin mengalir, karena hampir  semua pemilik kolam bisa memanfaatkannya. Sampai saat ini, PT Multidaya Teknologi Nusantara sudah memproduksi ratusan unit e-fishery yang dijual seharga Rp 7 juta–Rp 9 juta per unit. “Jumlah itu masih jauh dari permintaan,” ujar dia.    

Berpikir kreatif menghadapi masalah

Selain ulet, Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy adalah seseorang yang berlimpah ide. Dia menyadari ketika melihat masalah, ide-ide segera muncul dalam pikirannya. “Saya hanya berpikir kreatif ketika bertemu dengan peternak dan menangkap masalah mereka,” kata Gibran.  

Meski mudah menemukan solusi, Gibran menyadari, kehadiran orang lain tetap perlu untuk menjalankan peran-peran yang lain agar manajemen perusahaan rapi. Dia pun menggandeng dua temannya, M Ihsan Akhirulsyah dan Chrisna Aditya. “Pembagiannya, satu fokus ke teknologi dan produksi, satunya lagi ke finance, legal, dan pengembangan bisnis, supaya perusahaannya rapi,” kata Gibran yang menjadi CEO Cybreed.

Kesamaan visi menjadi pemersatu untuk menjaga kekompakan di antara ketiga karib itu. Seperti salah satu visi untuk memberikan teknologi yang tepat dan dapat diaplikasikan bagi para petani maupun peternak.

Tak cuma fokus pada usaha perikanan, ke depan, Gibran juga ingin produk seperti e-fishery, digunakan di peternakan kambing, ayam, serta sapi. “Yang penting pemberian pakan otomatis, berbasis sensor nafsu makan,” jelas dia.

Selain itu, pengembangan produk juga mempertimbangkan efisiensi energi, terutama penggunaan listrik. Dia bilang, saat ini ada permintaan untuk efisiensi listrik berkaitan dengan penggunaan kincir angin di kolam-kolam besar.

Yang paling dekat, Gibran berniat menciptakan platform untuk mengakses seluruh data soal pemberian pakan, prediksi panen, dan lainnya. Ini juga akan memudahkan peternak menjual produknya secara langsung ke konsumen. “Kami ingin memberikan sentuhan teknologi yang bisa mendukung bisnis perikanan dan agrikultur secara keseluruhan,” tutur alumnus ITB yang lulus tahun 2012 ini.  (J. Ani Kristanti)                   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com