CEO IndoSterling Capital, William Henley mengatakan, kalaupun ada perubahan struktural yang diimplementasikan oleh Kabinet Jokowi-JK sejak pelantikan, implikasinya masih relatif minim terhadap kondisi makro Indonesia.
"Saat ini, faktor eksternal lebih banyak berperan, terutama terkait dengan masalah yang dihadapi oleh Russia akibat melemahnya harga minyak yang telah turun di bawah 60 dollar AS per barel. Kondisi melemahnya harga minyak global menimbulkan dampat negatif yang signifikan terhadap perekonomian Russia, karena sekitar 50 persen pendapatan negara Rusia diperoleh dari minyak dan gas," ujarnya kepada Kompas.com, akhir pekan lalu (22/12/2014).
Dia menyebutkan bahwa kondisi yang dihadapi oleh rupiah akhir-akhir ini lebih banyak didorong oleh faktor sentimen. Munculnya sentimen negatif karena sebagian investor membandingkan kondisi antara Indonesia dengan kondisi Russia, yang sebenarnya sangat jauh berbeda.
Saat ini, investor asing memiliki portofolio sebesar 39 miliar dollar AS dalam bentuk obligasi Indonesia. Apabila terjadi aksi jual atas portofolio tersebut oleh investor asing, cadangan devisa Indonesia yang berkisar 110 miliar dollar AS masih memadai untuk meredam gejolak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.