"Kami tidak mau grasa-grusu gitu bubarkan Petral, tetapi besoknya muncul mafia baru," ujar Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri di kantor tim tersebut, Rabu (24/12/2014).
Saat ini, kata dia, Tim Anti-Mafia Migas, sebutan lain untuk tim ini, masih terus melakukan kajian dan berdiskusi soal keberadaan Petral, anak perusahaan Pertamina di Singapura ini.
"Kami itu men-challenge diri kami sendiri. Tidak ada tim sok tahu. Kami rekomendasikan Petral seperti apa, (rekomendasi) yang terbaik," kata Faisal.
Sebelumnya, setelah melalui serangkaian analisis dari diskusi dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan, tim ini merekomendasikan penghentian impor bahan bakar minyak beroktan (Research Octane Number/RON) 88 atau premium.
Dalam rekomendasi perdana itu, Tim Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan pula Pertamina mengimpor saja bahan bakar minyak minyak RON 92 alias pertamax. (Baca: Tim Anti-Mafia Migas Kantongi Dokumen Petral "Olah" Premium di Malaysia).
Faisal juga sudah menyampaikan bahwa upaya pembubaran Petral bukan tidak pernah dilakukan. Salah satu upaya, sebut dia, dilakukan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 2012. (Baca: Pada 2012, Sudah Ada Upaya Bubarkan Petral).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.