"Draf rekomendasi sudah selesai. Malam ini kami sampaikan ke Menteri (ESDM)," kata ketua tim ini, Faisal Basri, di kantornya di Jalan Plaju Jakarta, Senin (29/12/2014). Namun dia menolak menyebutkan secara rinci isi rekomendasi tersebut.
Faisal mengatakan isi rekomendasi terkait anak usaha Pertamina yang berkedudukan di Singapura tersebut baru akan dibuka ke publik bila sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said.
Sebelumnya, tim ini sudah merekomendasikan Pertamina menghentikan impor bensis beroktan (Research Octane Number/RON) 88 alias Premium. Penghentian impor Premium tersebut merupakan rekomendasi pertama tim ini.
Saat itu, Faisal berjanji rekomendasi kedua terkait Petral akan dirampungkan sebelum 2014 berakhir. “Status Petral rencananya di rekomendasi yang kedua,” kata dia, Minggu (21/12/2014).
Pada Rabu (17/12/2014), tim memanggil pejabat Petral dan PT Pertamina (Persero) untuk mendiskusikan peran dan fungsi Petral. Setelah pertemuan, disebutkan bahwa Petral dinilai telah berperan menjadi agen perdagangan dari National Oil Company (NOC) negara lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.