Barulah sisanya, sebesar 20 persen dari penjualan tiket di loket. Catatan perusahaan itu, sejauh ini penjualan tiket secara online dan penjualan di loket berkontribusi sama.
Demi merealisasikan mimpi itu, KAI melanjutkan ekspansi pengembangan transaksi online. Terbaru, perusahaan itu akan menghadirkan mesin penjualan tiket online di beberapa stasiun kereta api. "Sebenarnya ini sudah diuji coba di Stasiun Gambir tapi Januari ini akan kami pasang beneran," ujar Bambang Eko, Direktur Komersial Kereta Api Indonesia kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Selain mengikuti perkembangan gaya transaksi terkini, KAI juga mengincar keuntungan lain. Manajemen perusahaan itu mengakui menjual tiket secara online bisa menekan biaya operasional berupa upah pegawai di lapangan.
Sementara itu, karena menggandeng mitra bisnis dalam mengembangkan layanan ini, KAI tak merogoh kocek sendirian. "Kami sudah menjalin kerjasama dengan salah satu anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan dia yang akan membayar sewa ruang di stasiun," ujar Bambang tanpa menyebutkan besaran investasinya.
Yang pasti, ikhtiar mengembangkan bisnis penjualan tiket secara online tersebut tak berarti dalam rangka menghapus penjualan tiket di loket. Maklum, masih banyak konsumen keretaapi yang rela datang ke stasiun dan mengantre tiket di loket. (RR Putri Werdiningsih)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.