Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian : Harga BBM Turun, Harga Barang harus Ikut Turun!

Kompas.com - 02/01/2015, 17:28 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan bahwa harga barang-barang kebutuhan seharusnya ikut turun menyusul turunnya harga bahan bakar minyak. Demikian juga dengan tarif transportasi umum.

"Harga barang-barang di masyarakat pun harusnya mengikuti dan itu terikuti," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Ia pun meyakini harga barang-barang nantinya bakal turun menyesuaikan penurunan harga BBM. Hanya saja, menurut Sofyan, penyesuaian harga barang-barang dengan harga baru BBM ini memerlukan waktu.

"Selama ini kan masalahnya respon pasar ini yang main dan perlu waktu. Ini kann pertama dan butuh waktu," ucap dia.

Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 7.600 per liter dari semula Rp 8.500 per liter, sedangkan solar turun menjadi Rp 7.250 per liter dari harga semula Rp 7.500 per liter. Meskipun menurunkan harga BBM, pemerintah menghapus subsidi untuk bahan bakar berjenis premium atau RON 88 mulai 1 Januari 2015.

Premium masuk dalam jenis BBM khusus penugasan dan BBM umum nonsubsidi, sedangkan BBM tertentu bersubsidi tinggal minyak tanah dan solar masuk dalam BBM tertentu bersubsidi. Harga premium turun menjadi Rp 7.600 per liter mengikuti anjloknya harga minyak dunia yang mendekati level 50 dollar AS per barel.

Menurut Sofyan, harga premium bisa naik lagi jika harga minyak dunia kembali melonjak. Mengenai kemungkinan pemerintah kembali menyubsidi premium jika harga minyak dunia kembali naik, Sofyan menjawab bahwa pemerintah saat ini tengah membiasakan masyarakat untuk tidak tergantung pada subsidi pemerintah.

"Masyarakat akan terbiasa. Masalahnya inflasi, karena ini ibratanya tertunda-tunda, jadi begitu dilepaskanj langsung meledak. Kalau naik turun, masyarakat akan terbiasa, ada inflasi, ada deflasi, akan lebih baik, APBN kita lebih baik dan subsidi bisa ke lebih produktif," ucap Sofyan.

Secara terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga meminta pelaku usaha, termasuk yang bergerak di bidang transportasi untuk menyesuaikan harga atau tarif dengan harga baru BBM. Kalla juga meyakini harga barang-barang akan turun menyusul penurunan harga BBM. Penyesuaian harga barang-barang ini, menurut dia, memerlukan waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com