"Yang saya temukan di 15 provinsi itu adalah irigasi rusak," kata Amran dalam diskusi Kadin, Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Amran mengatakan, rata-rata kerusakan irigasi di seluruh provinsi yang sudah ia kunjungi sebesar 50 persen. "Pertamanya saya tidak percaya kalau hanya lihat data. Tapi di Sumut saja kerusakannya ada yang sampai 85 persen, 20 tahun itu irigasi tidak diperbaiki," kata Amran.
Padahal, lanjut dia, irigasi adalah jantung pertanian. Selain menemukan permasalahan irigasi, Amran menambahkan, menemukan masalah benih. "Serapan benih hanya 20 persen dalam satu tahun," kata Amran.
Benih baru bisa sampai ke petani pada Oktober. Atas dasar temuan itu, Amran pun lantas menanyakan hal tersebut pada Direktur Utama PT Sang Hyang Sri. "Saya tanya kenapa baru disalurkan Oktober. Mereka jawab, dananya belum cair pak dari BRI. Saya tanya BRI. Mereka bilang, petani tidak bankable," ujar Amran.
Selain soal irigasi dan benih, Amran juga menemukan permasalahan kurangnya penyuluh. Untuk mencapai target swasembada setidaknya dibutuhkan 70.000 orang penyuluh pertanian. Adapun kondisi hari ini hanya ada 40.000 orang penyuluh pertanian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.