Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Mobil Mogok Paling Didorong, kalau Pesawat Tidak Bisa Kan?

Kompas.com - 09/01/2015, 19:45 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, pengaturan revisi tarif batas bawah tiket penerbangan sudah seharusnya dilakukan agar tiket pesawat tidak terlalu murah sehingga lebih baik dalam melakukan perawatan. Menurut Kalla, tarif murah yang ditawarkan maskapai cenderung mengorbankan biaya untuk menjaga keamanan penerbangan seperti biaya perawatan pesawat.

"Karena kalau murah musti hemat segala macam, dihemat fuel (bahan bakar), dihemat perawatannya. Kalau Anda hemat, pelihara mobil paling-paling mogok di jalan, didorong kan. Kalau pesawat, enggak bisa kan? Jadi harus hati-hati benar," kata Kalla di Jakarta, Jumat (9/1/2015).

Kalla juga menekankan pentingnya menjaga tingkat keselamatan penumpang daripada memberikan harga tiket yang murah. Jika tarif terlalu rendah, kata dia, masyarakat lah yang akan menjadi korban. Menurut dia, tingkat keselamatan tinggi membutuhkan biaya yang tinggi pula.

"Diperkirakan perawatan pesawat itu menjadi berkurang karena waktu, karena itu lebih baik menjaga, lebih mempertinggi tingkat keselamatan, karena itu tingkat keselamatan tinggi butuh biaya juga. Sehingga kalau tarif terlalu rendah maka masyarakat juga nanti korban. Karena itu menteri perhubungan itu menjaga agar jangan terjadi kesalahan dalam maintainancenya, dalam pelayanannya," papar Kalla.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan menetapkan tarif batas bawah sekurang-kurangnya 40 persen lebih rendah dari tarif batas atas, dari yang sebelumnya 50 persen. Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 91 Tahun 2014 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.

Kebijakan Kemenhub ini menuai pro dan kontra di masyarakat, ada masyarakat yang mendukung kebijakan tersebut, namun banyak juga yang tidak setuju lantaran menganggap tak ada jaminan keselamatan setelah kenaikan tarif tersebut.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com