Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resep Sukses Dirut Garuda: Menghayati Karier

Kompas.com - 12/01/2015, 16:40 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


KOMPAS.com  Tak semua perjalanan hidup manusia berjalan dengan mulus. Tentu banyak rintangan dan hambatan dalam meraihnya. Kuncinya adalah kesabaran, keteguhan hati, memiliki prinsip yang kuat, jujur, apa adanya, dan selalu melakukan inovasi. Di balik kesuksesan seseorang, ada kisah-kisah mengharukan dan menyedihkan.

Semua itu adalah proses yang harus dilalui. Mulai hari ini, Kompas.com menurunkan serial artikel "Success Story" tentang perjalanan tokoh yang inspiratif. Semoga pembaca bisa memetik makna di balik kisahnya.

Proses, kata yang tampaknya mulai tersingkir dalam kamus berkarier kita. Pengaruh kemajuan teknologi, kemudahan mendapatkan informasi, sampai sistem ekonomi membuat siapa saja lebih memilih “jalan instan” ketimbang berproses.

Alhasil, banyak orang yang tak sabar dalam menuju target-targetnya di dunia kerja. Pola pikir instan dan pragmatis dalam takaran kronis bisa membuat siapa pun menghalalkan semua cara menuju tujuannya. Tak jarang, karier seseorang tak berkembang justru bukan karena kompetensinya, melainkan karena tak “menghayati” proses kariernya.   

Namun, barangkali kita bisa belajar dari salah satu CEO muda, berpengalaman, dan sukses meniti karier. Ia adalah Arif Wibowo, Direktur Utama Garuda Indonesia. Selama 24 tahun di Garuda Indonesia, Arif bisa dibilang sudah banyak makan “asam garam” di industri penerbangan nasional.

Saat Kompas.com berkesempatan mewawancarai Arif di Garuda Executive Lounge Bandara Soekarno-Hatta pada akhir Desember 2014 lalu, pria asal Purwokerto tersebut banyak bercerita soal kariernya. Baginya, meniti karier merupakan bagian dari proses belajar.

Meskipun begitu, Arif mengaku selalu memiliki guidance yang membuat proses tersebut mampu tertuju pada titik yang dia kehendaki. “Semua (cita-cita atau keinginan) saya tulis. Jadi untuk mencapai cita-cita itu, saya harus apa sudah tahu. Bagi saya, nanti perilaku kita mengikutinya (secara alami),” kata Arif.

Kebiasaan Arif menuliskan semua target-targetnya itu membuat semangatnya terlecut dan selalu berjalan berdasarkan apa yang ia rencanakan dan ia tulis. Bahkan, ia mengaku cita-citanya memimpin Garuda Indonesia seperti saat ini sudah ditulisnya sebelum umur 30 tahun.

Tak hanya mengandalkan guidance, pria yang lahir 19 September 1966 itu mengatakan, kunci sukses seseorang tak hanya tergantung pada diri sendiri, tetapi juga penilaian orang lain. Bagi Arif, hal penting dalam menjalani karier adalah menumbuhkan kepercayaan dari rekan, atasan, ataupun bawahan.

“Kalau kita dipercaya, berarti perilaku kita benar-benar terkontrol. Untuk menjadi orang dipercaya, ada tiga hal yang simpel saja. Pertama, kita punya kemampuan dalam satu hal, apa saja. Kedua, kita bekerja benar, jadi orang enggak perlu tahu bagaimana, tapi dia tahu kita bekerja benar atau enggak. Ketiga, ya harus memiliki teman yang banyak, network,” ujarnya.   

Resep berkarier Arif Wibowo di atas bisa jadi belajar dari hakikat dasar manusia itu sendiri sebagai makhluk yang meruang dan mewaktu. Artinya, jati diri manusia sebenarnya terbentuk oleh realitas di sekelilingnya dan secara dinamis berkembang mengikuti arus waktu.

Hal itulah yang dilakukan mantan Dirut Citilink tersebut mulai tahun 1990 sebagai engineer di Garuda sampai menjadi CEO Garuda pada 2014. Meskipun banyak pekerjaan yang menjanjikan pendapatan lebih tinggi, Arif tetap pada jalurnya, jalur karier yang ia hayati.

Ikuti artikel selanjutnya untuk mengetahui kisah perjuangan Arif Wibowo dalam meniti kehidupan demi meraih mimpinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com