Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2014, PT KA Angkut 280 Juta Penumpang

Kompas.com - 14/01/2015, 17:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -PT Kereta Api Indonesia mengangkut sekitar 280 juta penumpang selama 2014 atau naik sebesar 24 persen dari 2013.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro dalam konferensi pers "Overview PT KAI 2014" di Jakarta, Rabu (14/1/2015), mengatakan selain peningkatan jumlah penumpang, volume bangkutan barang juga meningkat sekitar 32 juta ton atau naik sebesar 24 persen dari 2013.

Edi mengatakanh peningkatan jumlah penumpang tidak lepas dari perbaikan pelayanan, seperti ticketing yang mulai 1 Juli 2014, diberlakukan harga yang sama untuk pembelian tiket KA di stasiun dan seluruh agen resmi luar stasiun, seperti toko swalayan (minimarket), Kantor Pos, Pegadaian atau pun melalui situs resmi KAI.

"Konsistensi untuk meningkatkan pelayanan diwujudkan dengan beragam inovasi yang diberikan kepada penumpang KA, salah satunya ticketing," tutur Edi.

Selain itu, dia mengatakan, KAI juga pada September 2014 lalu meluncurkan aplikasi mobile yang disebut dengan KAI access, yakni yang diciptakan untuk mempermudah calon penumpang dalam pemesanan tiket online serta mendapatkan informasi terbaru.

Sementara itu, untuk angkutan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, realisasi volume angkutan penumpang mencapai 4,2 juta penumpang atau naik sekitar 10 persen dari 2013.

Untuk meningkatkan jumlah penumpang, sejumlah KA baru pun diluncurkan pada 2014, seperti KA Siliwangi (Sukabumi-Cianjur), KA New Sidomukti (Solo Balapan-Yogyakarta), KA Kalijaga (Purwosari-Semarang Poncol), KA Sarangan Ekspres (Surabaya Gubeng-Madiun), KA Kamandaka (Purwokerto-Semarang Tawang), KA Pekalongan Ekspres (Semarang Tawang-Pekalongan), KA Menoreh 2 (Semarang Tawang-Pasar Senen), KA Joko Tingkir (Pasar Senen-Purwosari), KA Tegal Bahari (Gambir-Tegal) dan lainnya.

Untuk kereta barang, di antaranya Angkutan Aqua (relasi Stasiun Curug-Jakarta Gudang), KA Angkutan Semen (Relasi Stasiun Nambo-Banyuwangi, relasi Stasiun Arjawinangun-Semarang Poncol, Kalimas-Banyuwangi, Nambo-Brambanan dan relasi Nambo-Semarang Poncol), Angkutan Pasir (relasi Wates-Nambo) dan lainnya.

Edi menyebutkan komposisi unit kereta penumpang dan barang, yakni setara perbandingannya 50:50.

KAI juga mendatangkan lokomotif CC 206 sebanyak 100 unit dan CC 205 sebanyak 44 unit, serta 176 unit KRL JR seri 205 juga telah didatangkan dari Jepang.

Pada Januari 2015, PT KAI memiliki sarana siap operasi, meliputi 409 lokomotif (CC 201, CC 203, CC 204 dan CC 206), 1.507 kereta, 6.499 gerbong, 572 KRL dan 108 KRDE/KRDI.

"Sarana yang dimiliki PT KAI, sekitar 62 persen berusia 0-20 tahun, 38 persen berusia 21-40 tahun dan peningkatan juga akan dilakukan dalam bidang prasarana terkait layanan fasilitas umum di stasiun," ucapnya.

Edi mengatakan KAI juga telah menyelamatkan aset perusahaan dalam bentuk tanah non-ROW seluas 270 juta meter persegi dan yang telah disertifikasi seluas 90 juta meter persegi.

"Tapi, masih ada pekerjaan rumah bagi kami untuk segera mensertifikasi tanag seluas 180 juta meter persegi," ujarnya.

Aset lain, lanjut dia, yakni rumah dinas sebanyak 16.000 unit dan hingga saat ini sebanyak 8.517 unit rumah yang sudah "clean and clear".

Terkait target 2015, Edi mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan angkutan barang sebesar 35 persen dan angkutan penumpang sebesar 10 persen serta pembelian lima set K1, lima set K3 AC, 392 unit gerbong PPCW dan KRL seri 205 sebanyak 120 unit.

baca juga:
PT KAI Ditawari Kereta Cepat Tiongkok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com