Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disuntik Dana Rp 700 Miliar, Pindad akan Produksi Ratusan Juta Peluru Tiap Tahun

Kompas.com - 20/01/2015, 16:42 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pindad bakal memproduksi ratusan juta peluru untuk memenuhi kebutuhan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah menerima suntikan dana dari pemerintah pusat. Menurut Direktur Utama Pindad Silmy Karim, kebutuan peluru di Indonesia setiap tahunnya mencapai 600 juta butir.

“Sekarang prajurit itu membutuhkan 1500 peluru per tahun untuk latihan. Kalau kita kali jumlah prajurit itu 400.000 berarti kurang lebih kebutuhan peluru di Indonesia untuk menjamin level daripada kemampuan prajurit yang ideal itu butuh 600 juta peluru. Sementara saat ini kurang lebih permintaannya itu berkisar 100 juta hingga 150 juta peluru,” kata Silmy di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Selain memproduksi peluru, PT Pindad bakal menggunakan suntikan modal Rp 700 miliar dari pemerintah tersebut untuk melakukan moderinisasi peralatan dan perlengkapan mesin. Selaku BUMN yang bertugas mendukung pasokan alat utama sistem senjata (alutsista), Silmy menyampaikan bahwa PT Pindad akan terus menigkatkan kapasitas dan kualitas alat pertahanan Indonesia.

Ke depannya, lanjut dia, PT Pindad ditargetkan untuk membuat tank medium dan roket pertahanan. “Ke depan juga ada program yang dibebankan kepada Pindad seperti roket, kemudian tank yang medium dengan berat yang tidak heavy, yang tidak berat, yang kelas main battle tank, tetapi punya kemampuan water canon, turret,” papar Silmy.

Di samping itu, PT Pindad akan menyiapkan kerjasama dengan luar negeri untuk mempercepat alih teknologi. Misalnya untuk pengadaan amunisi kaliber besar yang menggunakan teknologi jerman, turret dengan Belgia dan Itali, serta Turki dan Inggris untuk platform tank.

Pemerintah berencana menyuntikan dana ke Pindad sebesar Rp 700 miliar. Presiden Joko Widodo berharap Pindad bisa meningkatkan kapasitas produksinya.

Pindad saat ini membuat panser Anoa, senjata api laras panjang, hingga amunisi untuk pesawat tempur Sukhoi dan F-16. Hasil produksi Pindad selama ini sebanyak 95 persen dipasarkan ke dalam negeri, dan 5 persennya untuk pasar luar negeri. Dari 95 persen yang dipasarkan ke dalam negeri, sebanyak 20 persen diperuntukkan untuk komersil.

Jokowi berharap agar pendekatan penjualan yang dilakukan Pindad tak hanya ke TNI dan juga Polri, tetapi juga ke pasar di luar negeri. Apabila pemasaran sudah dilakukan dengan baik, Jokowi yakin produk-produk yang dimiliki Pindad akan diminati pasar yang lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com