Direktur Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Naryanto Wagimin, Selasa (27/1/2015) mengatakan, pemerintah telah memberikan teguran keras dengan keluarnya surat peringatan dua kali ke Pertamina pada Desember 2014. "Jika sampai peringatan ke tiga, Pertamina tak boleh ekspor gas lagi," ujar dia.
Tanpa mengantongi izin, September 2014 lalu, Pertamina telah menjual gas ke Vitol Grup dan Glencore. Padahal, sesuai aturan ekspor dan impor migas, transaksi penjualan gas harus mendapat persetujuan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu (SKK) Migas, Menteri ESDM, Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai.
Ini artinya, saat itu, Pertamina tak mengantongi izin dari Direktur Jenderal Migas Edy Hermantoro serta Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Chairul Tanjung.
Bahkan, soal penentuan harga serta volume penjualan gas yang seharusnya menjadi wewenang pemerintah juga dilewati. ESDM menduga, harga jual LNG ekspor ini lebih murah ketimbang harga jual LNG ke pasar domestik.
Cuma, Naryanto tak mau memerinci harganya. "Anggap saja, jika di domestik, harganya 10 dollar AS per mmbtu, ekspor ke mereka hanya 9 dollar AS per mmbtu," ujar dia.
Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas Zuldadi Rafdi mengatakan, saat itu, harga jual LNG di Kalimantan berkisar 11dollar AS-14 dollar AS per mmbtu.
Adapun ekspor dua kargo LNG Pertamina ke Vitol dam Glencore bersumber dari Vico Indonesia. LNG ini dihasilkan dari Blok Sanga-Sanga di Kalimantan Timur. Gas yang dihasilkan untuk Kilang LNG Badak dan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). "Kalau dijual lagi, kami tak tahu." kata dia.
Sumber Kontan di Pertamina menyebut, harga jual LNG ke Vitol Group dan Glencore tak bisa dibilang murah. "Harga LNG di pasar spot berfluktuasi. Jika membandingkan harus di waktu yang sama saat komitmen dibuat," katanya.
Manager Media Pertamina Adiatma Sardjito pernah bilang, Pertamina selalu mengedepankan aspek good corporate governance dalam bertransaksi.
Agar kisruh tak panjang, pelaksana tugas (Plt) Dirjen Migas ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja berjanji segera memanggil Pertamina. (Azis Husaini, Muhammad Yazid, Pratama Guitarra)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.