Menurut data Bloomberg pukul 08.53 WIB, mata uang garuda melorot ke posisi 12.616 per dollar AS dibanding penutupan kemarin di level 12.582.
Kembali naiknya indeks dollar AS menekan posisi mata uang garuda. Indeks dollar AS kembali naik setelah jobless claims AS diumumkan turun semalam waktu Indonesia. Penguatan indeks dollar AS ini bersamaan dengan naiknya imbal hasil US Treasury serta Indeks S&P 500.
Pada saat bersamaan, walaupun beberapa data di zona euro membaik, mata uang euro tetap melanjutkan tren pelemahannya. Inflasi zona euro dan GDP AS adalah yang paling ditunggu hari ini.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, keduanya diperkirakan lebih rendah dari sebelumnya. Merespons hasil FOMC Meeting dini hari kemarin, dollar AS menguat di Asia. Rupiah melemah tajam bersama dengan pelemahan IHSG walaupun hanya tipis.
Pemerintah dan DPR akhirnya menyepakati asumsi APBN 2015 dalam kondisi tidak ada kejutan berarti. Sementara itu, panasnya kondisi politik masih belum akan mereda; Joko Widodo bertemu dengan Prabowo, sementara Budi Gunawan menolak panggilan KPK.
Fokus investor akan perlahan beralih pada angka inflasi (diperkirakan turun ke 7,25 persen secara tahunan), dan neraca perdagangan (diperkirakan surplus tipis), yang akan diumumkan pada Senin (2/2/2015).
"Rupiah diperkirakan masih berada dalam tekanan pelemahan hari ini," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.