Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Bukan Malaysia Pilihannya, "Bro"...

Kompas.com - 09/02/2015, 10:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi VI DPR-RI Achmad Hafisz Tohir berpendapat, wacana untuk mengembangkan mobil nasional (mobnas) sudah benar. Namun, kata dia, tidak efektif jika yang dikembangkan adalah mobil Proton, prinsipal dari Malaysia.

"Salah sasaran. Kenapa Proton? Kenapa bukan yang lebih bagus?" kata Tohir kepada Kompas.com, Minggu (8/2/2015).

Dia mengatakan, sebagai anggota DPR, wajib hukumnya menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintah. "Saya ingin menambahkan, kalau Jepang tidak mau alih teknologi, masih ada Jerman, Italia, Perancis, dan Inggris yang punya teknologi otomotif canggih. Bukan Malaysia pilihannya, Bro...," ujar politisi Partai Amanat Nasional itu.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyebutkan, tidak masalah jika nantinya Proton menjadi mobnas, asalkan menggandeng perusahaan BUMN dan, yang paling penting, membangun industri hulunya.

Enny menuturkan, Astra selaku prinsipal yang ada saat ini memang secara kualitas jauh lebih baik. Persoalannya, selama ini mereka tidak mau membangun industri hulu. Dia pun mengatakan menyambut baik kehadiran Proton, yang diharapkan bisa meningkatkan daya saing.

"Kenapa yang gede tidak mau bangun. Justru kalau gede istilahnya kemaki, jual mahal. Kalau Malaysia, mereka juga masih berjuang. Mereka perlu partner. Harapan kita, kerja sama dengan Malaysia bisa memprovokasi prinsipal gede, biar mereka berhitung. Kalau tidak bangun industri hulu, akan kehilangan pasar," kata Enny.

Baca juga: Studi Kelayakan Proton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com