Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Gandeng Perguruan Tinggi untuk Capai Swasembada Pangan

Kompas.com - 09/02/2015, 13:14 WIB

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) bertekad swasembada pangan, terutama beras harus dapat  terpenuhi, sebagaimana yang diamanatkan Presiden RI. Tetapi keberhasilan swasembada pangan perlu dukungan semua pihak.

Oleh karenanya, Kementerian Pertanian dan Institut Pertanian Bogor sepakat menjalin kerjasama.  Hal tersebut ditandai dengan pelaksanaan penandatangani nota kesepahaman Kementerian Pertanian dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka mendukung program swasembada pangan.

Dalam penandatanganan MoU tersebut pihak Kementerian Pertanian RI diwakili Menteri Pertanian Amran Sulaiman, sedangkan Institut Pertanian Bogor (IPB) diwakili oleh Rektor IPB, Herry Suhardiyanto.

“Kementan melakukan kerjasama dengan IPB  terkait pencapaian swasembada pangan dalam hal ini padi, jagung dan kedelai yang diprogramkan oleh pemerintah bisa tercapai dalam waktu kurang dari 3 tahun, Kerja sama ini penting dilakukan untuk membagi hasil riset IPB dalam mensukseskan program swasembada pangan. Hasil riset tersebut terutama benih, irigasi dan alsintan, “ kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat  usai penandatangan MoU dengan IPB, di kantor pusat Kementerian Pertanian Jakarta.

Mentan menerangkan bahwa pihaknya akan menggandeng perguruan tinggi untuk mendukung percepatan pencapaian swasembada pangan, di mana sebelumnya Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta juga telah memberikan dukungan terhadap pengembangan kedelai dengan produktivitas tanaman mencapai tiga ton per hektare.

Dia menyambut baik kerjasama antara Kementan dengan IPB. Menurutnya, peran IPB sangat membantu kerja Kementan untuk mencapai swasembada pangan. Dengan bantuan IPB dalam menjalankan program-program Kementan, maka dalam tiga tahun mendatang swasembada pangan di Indonesia dapat terwujud.

“Untuk IPB, akan difokuskan terhadap pengembangan benih padi sedangkan UGM pada kedelai.  Kebijakan apa yang diperlukan perguruan tinggi untuk mendukung swasembada pangan ini, kami akan siapkan, dan Kementan siap menggunakan benih padi hasil penelitian IPB sebagai upaya percepatan pencapaian swasembada pangan 2017. Saya berharap bahwa nantinya program-program yang akan dikeluarkan Kementan dapat tercapai dengan bantuan dari peran dosen dan mahasiswa IPB yang ikut serta sebagai penyuluh pertanian.”terang Mentan.

Dalam kerjasama ini, IPB nantinya memberikan dukungan penyediaan benih padi unggul dan alat-alat pertanian lainnya dan pendampingan penyuluh pertanian di daerah-daerah produksi padi di seluruh Indonesia. Pihak Kementan meminta IPB untuk mengeluarkan benih padi varietas unggul baru yang bisa ditanam petani. 

Sejauh ini, IPB telah memproduksi varietas unggul baru dengan produksi yang rata-rata bisa meningkat hingga 50 persen.

“IPB telah melakukan riset untuk menopang dan mendukung tercapainya swasembada pangan.  Ini perlu dicatat, ada benih baru dari IPB yang produksinya mencapai 12,5 ton per hektare. Mudah-mudahan benih tersebut sudah mulai bisa ditanam, Benih varietas baru unggul tersebut berhasil mencapai produksi 10 ton per hektare. Sementara itu, sekarang produksi padi rata-rata nasional adalah 5 ton.  Ini berarti, tiap hektare ada peningkatan 5 ton. Jadi jika ada 5 juta hektare, peningkatannya mencapai 25 juta ton," ujar Mentan.

Mentan memaparkan IPB telah sepakat untuk membagi hasil risetnya untuk pengembangan komoditas pangan guna mendukung pencapaian swasembada pangan. Salah satu hasil penelitian IPB yang diterima Kementan adalah dua varietas unggul baru (VUB) IPB 3S dan IPB 4S yang potensi hasil panennya maksimal.

Dalam hal ini, IPB berupaya melakukan percepatan diseminasi varietas tersebut kepada petani dengan bahasa yang mudah dicerna oleh petani melalui penyuluhan. “Apapun jenis varietas unggul baru yang dihasilkan IPB untuk petani, hasilnya diharapkan akan menguntungkan bagi petani, saya akan mendorong perguruan tinggi lainnya dapat mengikuti langkah-langkah IPB untuk menghasilkan inovasi lain dalam upaya percepatan swasembada pangan. Selain benih, saya mengharapkan IPB bisa membagi teknologinya dalam menciptakan alat mesin pertanian. “papar Mentan.

Lebih lanjut Mentan menjelaskan bahwa guna mencapai swasembada pangan pada 2018/2019 mendatang, Kementerian Pertanian sejak November 2014 lalu telah membidik 5 faktor produksi untuk dibenahi. Lima faktor yang ditingkatkan itu adalah perbaikan irigasi, pengadaan dan peningkatan produksi benih serta pupuk, pendistribusian pupuk yang tepat waktu, khususnya 17 provinsi yang menjadi lumbung padi dan jagung, serta penambahan tenaga penyuluhan dengan melibatkan sejumlah stake holder terkait, yaitu di antaranya institusi pendidikan serta TNI AD dan terakhir adalah pengadaan alat sistem pertanian. Kementan pun telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 untuk memperkuat sinergi dan sinkronisasi program swasembada pangan sekaligus mempertegas dan mengklarifikasi peran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

“Dalam upaya pencapaian swasembada pangan, Kementan sudah memfokuskan pada  pengidentifikasi permasalahan yang mungkin menjadi hambatan dalam pencapaian swasembada pangan nanti,misalnya masalah benih, pupuk, irigasi, alsintan, tenaga kerja dan koordinasi dengan instansi lain, Salah satu upaya dalam mengatasi hal itu dalam hal ini Kementerian Pertanian telah menyediakan dana untuk program percepatan optimasi lahan yang meliputi penyediaan benih,pupuk dan alsintan, Pada tahun 2015 saya berharap Kementan mendapat tambahan anggaran APBNP sebesar Rp. 16,918 triliun yang difokuskan untuk program swasembada padi, jagung dan kedelai.” jelas Mentan.

Anggaran APBN murni tahun 2015 telah dialokasikan dana sebesar Rp 15,87 Triliun dan telah dilakukan langkah refocusing serta penghematan anggaran terutama perjalanan dinas guna mendukung program swasembada pangan sebesar Rp 3,9 Triliun dan tambahan anggaran dari APBN-P sebesar Rp 16,918 Triliun yang akan difokuskan  untuk mendukung program swasembada padi, jagung dan kedelai dengan target kurang dari 3 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com