Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Bisnis Alat Penjebak Nyamuk

Kompas.com - 15/02/2015, 18:19 WIB

Saat ini Falle punya tiga varian: hitam, jati atau natural, dan batik. Banderol harga masing-masing Rp 300.000, Rp 400.000, dan Rp 500.000. Ketiga jenis Falle itu memiliki luas jangkauan menarik nyamuk yang sama, yaitu 4 meter x 4 meter.

Dari dua basis produksinya di Klaten dan Malang, saban bulannya Andy bisa menghasilkan sekitar 300 unit–350 unit alat pembunuh nyamuk yang menggunakan listrik itu.

Untuk memasarkan hasil produksinya, Andy menggunakan jasa para agen. Falle saat ini memiliki delapan agen, yang tersebar di Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Malang. “Dalam sebulan produk yang terjual antara 250 hingga 300 unit,” tutur Andy yang menolak menyebut nilai omzet, apalagi margin.

Gambaran tentang pasar alat pembunuh nyamuk juga datang dari Bayu Sentosa, tenaga IT dari Alfons Sukses Jaya. Perusahaan tempat Bayu bekerja memang tidak memproduksi, melainkan hanya menjual atraktan bermerek Masaki, yang diimpor dari Tiongkok.

Menurut Bayu, setiap tahun ada peningkatan penjualan sebesar 25 persen. Di Indonesia, Masaki, yang menggunakan listrik, dijajakan oleh sekitar 30 agen.

Cara kerja Masaki juga menggunakan ultraviolet. Hanya saja, alat pembunuh nyamuk yang digunakan Masaki adalah kipas. “Daya tahannya sekitar 2 tahun–3 tahun,” tutur Bayu. Tampil dalam dua jenis, Masaki dijajakan seharga Rp 195.000 hingga Rp 210.000 per unit. “Dalam sebulan bisa terjual hingga 1.000 unit,” tutur Bayu.

Tertarik untuk memproduksi atraktan sejenis? Andy menyebut, untuk memproduksi atraktan elektronik yang tidak menggunakan bahan kimia membutuhkan biaya sekitar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.

Perinciannya, sekitar 20 persen untuk menyiapkan bengkel dan peralatan produksi, seperti solder dan penyedot timah. Anggaran untuk penyediaan bahan baku sekitar 35% dari modal. Porsi yang sama dialokasikan untuk berbagai kegiatan marketing. “Sisanya untuk tenaga kerja,” tutur Andy.

Merujuk ke pengalaman Andy, bahan baku tidak sulit dicari. Sedangkan untuk pengelolaan sumber daya manusia, Andy menyarankan, penyusunan standar operasi yang baku agar karyawan bisa belajar dengan cepat.

Agenda yang lebih perlu dicermati mereka yang hendak memproduksi alat serupa adalah desain. Usahakan agar produk bisa tampil unik dan bisa diproduksi dengan lebih murah. “Kendala usaha ini adalah persaingan. Banyak yang meminati barang yang harganya murah,” tutur Bayu.

Kegiatan pemasaran bisa dibilang kunci sukses usaha ini. K. Ikhsan, konsultan waralaba dan wirausaha, menyarankan, pebisnis atraktan menempuh metode pemasaran langsung, seperti menggelar presentasi langsung ke pembeli. “Karena ini produk inovasi yang perlu kerja ekstra waktu dan biaya. Harus ada edukasi masyarakat untuk bersaing dengan produk konvensional,” ujar dia.

Anda berani?          
(Pradita Devis Dukarno)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com