JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan gas tabung melon yang terjadi di sejumlah daerah menyusul kenaikan harga LPG nonsubsidi 12 kilogram Rp 5.000 per tabung, langsung direspon oleh PT Pertamina (Persero). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengeluarkan pasokan gas 3 kg melebihi volume normal harian. "Ada kalanya kami lebihi 50 persen dari kuota harian, ada kalanya kurang. Sesuai kebutuhan saja," ucap Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Ahmad mengatakan, operasi pasar Pertamina akan terus dilakukan sepanjang terjadi kelangkaan.
Sementara itu, dalam kunjungan ke SPBG Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan tidak terjadi kelangkaan pasokan. Hanya saja, aku Sudirman, di beberapa wilayah masyarakat sulit mendapatkan LPG 3 kg.
Dia membenarkan, migrasi pada LPG tabung melon sudah menjadi konsekuensi dari naiknya harga LPG 12 kg, disebabkan adanya disparitas harga. "Itu (migrasi) harus diantisipasi. Tapi Pertamina punya sistem untuk merespon," kata Sudirman.
"Sekarang Pertamina menyuplai lebih dari normal, untuk antisipasi adanya migrasi. Dan di beberapa SPBU juga dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET)," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.