Jawabannya, benar. Bila Anda tidak memiliki pengetahuan apa pun dalam pasar modal, maka produk turunan sebenarnya dibuat untuk memudahkan investor (Anda) dalam melakukan investasi. Contoh sederhananya yaitu indeks, yang fungsi awalnya adalah untuk mengetahui kesimpulan akhir pergerakan saham dalam sebuah periode.
Bila indeksnya turun, besar kemungkinan banyak saham-saham di dalam indeks tersebut yang juga turun.
Sedangkan dewasa ini, reksa dana dikatakan sebagai pilihan investasi yang risikonya terukur. Bahkan semua, atau hampir semua perencana keuangan di Indonesia menggunakan reksa dana sebagai senjata untuk mengatur perencanaan keuangan kliennya.
Namun sebenarnya, produk turunan memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan produk utama atau primernya, mengapa? Karena ada unsur kebergantungan antara harga reksa dana serta indeks, terhadap pergerakan saham.
Artinya, risiko investasi di kedua hal ini berbeda. Bila memutuskan untuk berinvestasi pada saham, Anda perlu memahami bahwa bila Anda seorang awam, besar kemungkinan Anda akan mengalami kerugian bila memilih saham yang salah.
Namun bila Anda memilih untuk berinvestasi pada reksa dana, risiko terletak pada baik tidaknya pengelolaan reksa dana oleh manajer investasi. Sehingga jelas, Anda perlu memilih manajer investasi yang baik agar nilai investasi menjadi lebih optimal. Apa lagi Anda berada dalam posisi berserah diri pada semua pengaturan manajer investasi reksa dana.
Nah, bila Anda sudah mengetahui bahwa baik investasi primer dan sekunder keduanya sama-sama memiliki risiko, tentu akhirnya saya perlu menjabarkan keuntungan masing-masing.
Untuk produk utama seperti saham, jelas Anda bisa mendapat untung dengan memilih saham yang tepat. Salah satu bukti menarik datang dari industri consumer goods. Bila Anda membeli 1 lot saham salah satu perusahaan consumer goods besar di Indonesia yang bernilai Rp1,5 juta pada tahun 1982, pada tahun 2013 Anda akan menerima pembagian dividen sebesar Rp40 juta rupiah tanpa perlu menjual sahamnya!
Kebebasan Anda dalam membeli dan menjual saham sebagai produk utama juga merupakan sebuah keunggulan sekaligus potensi kerugian bila Anda salah memilih saham. Sedangkan pada investasi derivatif, katakanlah reksa dana, Anda sudah membayar orang untuk mengatur saham dan obligasi terbaik yang harus Anda beli.
Karena itulah, Anda wajib memilih pengatur aset kertas yang terbaik di kelasnya! Bila salah memilih, maka risiko Anda menjadi dobel: risiko kerugian saham dan risiko harus membayar manajer investasi, meskipun investasi Anda merugi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.