Dia mengungkapkan, ketika PLN meminta subsidi tambahan kepada pemerintah, tentu pemerintah tidak bisa bilang tidak. Sebab, listrik sudah menjadi kebutuhan hajat hidup orang banyak. "Pasti kita kasih," kata Kalla dalam Musyawarah Nasional Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) VI di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Hal yang sama dilakukan terhadap Pertamina. Pemerintah mau tak mau akan menambah subsidi saat BUMN ini mengaku bahwa penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kurang, meski subsidi jebol. Menurut Kalla, ketidakberdayaan pemerintah atas kondisi ini sebenarnya tidak baik. "Kami ingin mengurangi beban pemerintah, dengan mengurangi subsidi yang besar," kata Kalla.
Dalam kesempatan itu, Kalla mengungkapkan perlu adanya bauran energi yang digunakan untuk energi primer pembangkit listrik. Energi yang murah dan bersih tentu diharapkan.
Kalla mengatakan, saat ini lebih dari 50 persen pembangkit listrik menggunakan energi primer dari batu bara, padahal dianggap tidak ramah dari segi lingkungan.
"Sumber energi fosil mahal, dan harganya fluktuatif. Gas itu baik dan bersih, tetapi sangat politically problem. Energi baru terbarukan saat ini masih agak mahal. Namun, nanti setengahnya harus ke sini, ke EBT, karena dia murah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan," ujar Kalla.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.