Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Tarif Bawah Kontraproduktif

Kompas.com - 27/03/2015, 12:43 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Muhammad Syarkawi Rauf menilai kebijakan tarif batas bawah tiket yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan kontraproduktif dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Penentuan tarif bawah itu kan betul-betul kontraproduktif dengan keinginan Pak Jokowi untuk tumbuh 7 persen. Bayangin menetapkan tarif bawah berarti tidak ada upaya untuk meningkatkan efisiensi karena dia tidak bisa membuat murah," kata Rauf di Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Rauf beralasan bagi maskapai yang memiliki tarif bawah tinggi,  tidak diperlukan efisiensi. "Tidak ada insentif, padahal efisiensi mendorong pertumbuhan 7 persen itu," kata Rauf.

Selain itu, Rauf juga menyorot ketentuan pemeriksaan kargo udara yang hanya diberikan ke tiga perusahaan dengan harga tetap (fixed). Menurut dia, hal tersebut membebani biaya logistik. "Itu kok malah di-fixed jadi membebani yang lewat udara. Padahal tujuan Pak Jokowi menurunkan biaya logistik. Itu semua aneh, harus segera dikoreksi," kata Rauf.

Rauf mengatakan persoalan ini sudah disampaikan KPPU ke Menko Perekonomian. Lebih lanjut lagi, dia mengatakan idealnya setiap maskapai harus diperlakukan secara berbeda. "Studinya harus benar-benar dilakukan. Masing-masing operator kan beda. Jangan dipukul rata, ada yang punya 10 pesawat atau cuma 5 pesawat," kata Rauf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com