Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Jakarta, Sabtu (28/3/3015) malam, setelah mendarat mengakhiri kunjungan kenegaraan bersama Presiden, mengatakan, Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang dan Tiongkok diperkirakan mampu mendorong terjadinya komitmen bisnis hingga mencapai puluhan miliar dollar AS yang terdiri dari berbagai macam rencana proyek dan investasi.
"Komitmen itu terdiri dari komitmen dengan pengusaha di Jepang dan komitmen dengan pengusaha di Tiongkok," katanya.
Ia mengatakan, di Jepang, misalnya, komitmen kerja sama business to business yang bisa dihimpun mencapai 5,6 miliar dollar AS.
"Toyota, misalnya, sudah berkomitmen untuk memperluas investasi 1,6 miliar dollar AS, ditambah Suzuki sebesar 1 miliar dollar AS, dan kerja sama business to business lain antara pengusaha Indonesia dan Jepang mencapai 3 miliar dollar AS," katanya.
Dalam kunjungannya di Jepang, Presiden Jokowi menghadiri forum kerja sama bisnis yang dihadiri oleh 1.200 pengusaha dari Jepang.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menawarkan prospek investasi yang bisa digarap investor Jepang di Indonesia, sekaligus insentif yang akan diberikan, termasuk kemudahan perizinan dan insentif pajak yang menarik bagi investor yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ekspor.
Sementara itu, di Tiongkok, berhasil dihimpun komitmen kerja sama 68,1 miliar dollar AS ditambah dengan komitmen dalam mata uang yuan sebesar 2,1 miliar RMB atau setara 340 juta dollar AS. Total komitmen yang dibawa pulang dari Tiongkok mencapai 68,44 miliar dollar AS.
Dengan demikian, total komitmen investasi yang dibawa pulang Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang dan Tiongkok mencapai 74,04 miliar dollar AS.
Pada kesempatan itu, Presiden di hadapan 450 pengusaha Tiongkok memaparkan rencana kerjanya selama lima tahun ke depan setelah sebelumnya bertemu dengan PM Li Keqiang dan sehari sebelumnya dengan Presiden Xi Jinping.
Komitmen dan proyek kerja sama itu sebagian besar di bidang infrastruktur, perikanan, dan lain-lain.
Namun, ia mengingatkan soal investment rate kedua negara itu yang harus juga diperhitungkan.
Rekam jejak Tiongkok selama ini hanya 1:10, sedangkan Jepang 1:6,5, yang artinya untuk di Tiongkok dari 10 komitmen hanya satu yang terealisasi, sementara dari Jepang lebih tinggi, yakni dari 10 komitmen, sebanyak 6,5 terealisasi.
Namun, Franky menekankan, pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan angka investment rate melalui berbagai kebijakan, di antaranya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan insentif pajak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.