Menurut dia, perpindahan tersebut dikarenakan adanya jumlah anjungan dan rig pengeboran minyak di Cilamaya yang berpotensi bertabrakan dengan kapal. "Bukan masalah pipa gas, masalahnya di Cilamaya ada total 223 anjungan dan sekitar 80 well (sumur), bukan apa apa, kalau kesenggol kan bisa jadi insiden, jadi diputuskan geser ke timur," kata Indroyono di kantornya, Jakarta, Kamis (2/4/2015).
Alasan selanjutnya, menurut Indroyono, adalah prakiraan produksi migas Pertamina di wilayah tersebut yang akan meningkat di tahun 2022. Menurut dia, saat ini lapangan migas di Cilamaya memproduksi minyak sebesar 40 juta barel per hari dan gas sebesar 180 juta kubik feet per hari.
"Harus sama-sama tumbuh, lapangan minyak tumbuh pelabuhannya juga jadi. Solusi optimal ya itu (geser ke timur)," kata Indroyono.
Menurut Indroyono, pelabuhan baru akan dicari lokasi dengan luas koridor 10 km. Dengan pertimbangan untuk menampung kapal dengan kapasitas 200.000-300.000 Gross Ton (GT). "Nanti dicari wilayah yang ada koridor 10 km, 5 km barat dan 5 km ke timur. Sehingga navigasinya untuk kapal kapal besar yang 200.000-300.000 GT itu bisa lewat," kata Indroyono.
Pemerintah menyatakan proyek pelabuhan akan tetap dibangun meski jika bergeser lokasinya, karena pada tahun 2020 pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan Muara Baru akan mencapai kapasitas maksimum.
"Kalau jadi tahun 2020 jadinya. Luas lahan dihitung lagi, pola sasar tetap dibuat. Karena tahun 2020 Tanjung Priok, dan Muara Baru over capacity," jelas Indroyono.
Untuk target realisasi, Indroyono mengatakan setelah melakukan feasibility study, tahun depan akan dilangsungkan tender. "Mulai konstruksi tahun 2017, selesai ditargetkan tahun 2020," jelas Indroyono.
Sebagai informasi, pemerintah membatalkan proyek pelabuhan Cilamaya setelah Wakil Presiden, Jusuf Kalla, Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, Menko Maritim Indroyono Soesilo, Menhub Igansius Jonan, Menteri ESDM, Sudirman Said, dan Menteri Bappenas Andrinof Chaniago menggelar rapat di Kantor Desa, Tanjung Jaya, Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat, Kamis (2/4/2015).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.