Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelabuhan Cilamaya Dipindah, Jepang Tetap Berminat

Kompas.com - 08/04/2015, 13:53 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Walaupun proyek pembangunan pelabuhan yang semula berlokasi di Cilamaya dipindahkan, Jepang tetap berminat untuk berinvestasi. Pada Rabu (8/4/21015), Ketua Keidanren Jepang Sadayuki Sakakibara menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden Jakarta.

"Jadi ada rencana dari pemerintahan kita akan digeser ke timur, Jepang tentu berharap bisa dilakukan, kalau Indonesia hendak dijadikan basis ekspor, jadi butuh pelabuhan, jadi kalau digeser ke timur Jepang tetap minat," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yusron Ihza Mahendra di Istana Wapres, Jakarta.

Menurut dia, Jepang berharap bisa membantu Indonesia menjadi basis ekspor. Untuk tujuan tersebut, menurut Yusron, Indonesia perlu membangun pelabuhan yang layak. Di samping membahas proyek pelabuhan, dalam pertemuan ini Wapres dan Keidanren membicarakan proyek kerjasama lainnya seperti pembangkit listrik serta proyek kereta peluru atau shinkansen.

"Tadi bicara listrik yang sangat besar kekurangan kita. Bicara perumahan, industri makanan, transportasi, bandara, dan disinggung kereta peluru shinkansen," ucap Yusron.

Menurut dia, pertemuan Wapres dengan Keidanren hari ini menindaklanjuti pertemuan pimpinan kedua negara yang berlangsung di Jepang beberapa waktu lalu. Pertemuan demi pertemuan yang dilakukan Jepang dengan Indonesia, kata dia, menunjukkan keseriusan Jepang untuk berinvestasi.

"Dalam waktu dekat, Mei, ada dua misi lagi yang datang ke Indonesia. Salah satunya Japinda (Asosiasi Persahabatan Jepang-Indonesia) yang dipimpin mantan PM Jepang Fukuda," tutur Yusron.

Ia juga menyampaikan bahwa Jepang cenderung melakukan investasi ke luar negeri mengingat investasi dalam negeri Jepang sudah mencapai titik jenuh. Lebih dari 20 tahun lalu, kata dia, bunga bank di Jepang 0 persen sehingga lebih baik menggunakan uang untuk berinvestasi dibandingkan dengan menyimpannya di bank.

"Tapi masalah yang dihadapi untuk investasi di dalam negeri, Jepang posisinya sudah jenuh. Bangunannya tinggi sudah ada, jumah penduduk menurun, sehingga uang dalam negeri cenderung diinovasikan ke luar negeri shingga dengan begitu memberi peluang untuk Indonesia mendapatkan investasi Jepang. Tinggal bagaimana memberikan tawaran yang baik bagi mereka hingga dapat membuat mereka merasa aman dan nyaman berinvestasi," tutur Yusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com