Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Diperlukan "Trust" dari Aparat dan Wajib Pajak

Kompas.com - 09/04/2015, 14:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Darmin Nasution mengatakan, target penerimaan pajak tahun ini bakal tercapai jika ada kepercayaan antara wajib pajak dengan aparat. Selebihnya, adalah soal sistem informasi dan metode pengumpulan pajak.

Damrin mengatakan, perlu disadari menggerakkan institusi besar seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, dan melibatkan sebagian besar masyarakat sebagai wajib pajak (WP) tidak sekedar menyusun sistem informasi dan metode pengumpulan yang baik.

“Walaupun hal ini sungguh penting, setidaknya beriringan dengan itu diperlukan tumbuhnya trust dari jajaran aparat pajak dan wajib pajak. Pada gilirannya baru bisa diharapkan militansi, kreativitas dan kesadaran dalam pengumpulan dan pembayaran pajak setelah itu,” ucap Darmin, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

Darmin mengaku ada hal yang tidak berhasil dia lakukan, yaitu sulitnya mendapatkan pemeriksa yang andal. “Sudah berkali-kali diganti tapi hasilnya sama saja. Yang paling sulit dikendalikan di DJP adalah pemeriksa,” ucap Darmin.

Tidak semua pemeriksa jahat, kata dia, ada juga yang baik.  Namun, menurut mantan GUbernur Bank Indonesia ini, sebagian besar masih tergantung ke mana angin bertiup.

Darmin menjelaskan, kegagalan dari dulu di DJP adalah pemeriksaan. Waktunya, kata dia, maksimal hanya setahun, dan tidak boleh lebih dari itu. Hanya, diakui Darmin, yang susah adalah mengontrol pekerjaan pemeriksa, sebab atasan dalam hal ini Dirjen Pajak tidak tahu wajib pajak mana yang tengah diperiksa.

“Dia kemudian bisa manggil WP, nge-bluff. Baru dengan angka WP panik. Bilang, 'Pak tolonglah'. Akhirnya mulailah tolong-menolong,” kata Darmin.

Atas dasar itu, lanjut dia,  harus dibuat sistem informasi, sehingga pemeriksa tidak bisa membohongi wajib pajak dan ‘bolak-balik’ bernegosiasi dengan wajib pajak.

Darmin menuturkan, bisa saja pemeriksaan dalam satu tahun dibagi beberapa tahap. Dan begitu pemeriksaan dimulai langsung masuk dalam sistem dan hasilnya dikunci (locked) oleh sistem dan tidak bisa diintervensi.

“Dengan demikian itu akan meminimumkan, 100 persen hilang pasti tidak bisa, tapi meminimalisasi permainan atau pemerasan. Kita tidak tahu dimana yang terbanyak, apakah sekadar permainan atau pemerasan. Dan hebatnya orang pajak belum jadi penerimaan dia sudah bisa main. Begitu sudah jadi penerimaan dia bisa korupsi,” ucap Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com