Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Nilai Investasi Pembangkit Nuklir?

Kompas.com - 12/04/2015, 18:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) diyakini menjadi alternatif murah untuk mencukupi kebutuhan energi listrik. Dalam sebuah laporan, potensi nuklir di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan energi listrik lebih dari 250 tahun, dengan asumsi 200 ton per 1.000 megawatt (MW), dan cadangan 50.000 ton.

Hasil survei Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada 2014 menyebutkan bahwa 73 persen masyarakat Indonesia mendukung pemanfaatan nuklir untuk energi listrik. Sayangnya, dalam program kelistrikan 35.000 MW yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, pemanfaatan nuklir sama sekali tidak disinggung.

Selain isu lingkungan dan keamanan, pemanfaatan nuklir untuk energi listrik diakui juga terkendala isu finansial. Sebenarnya, berapakah investasi yang dibutuhkan untuk membangun PLTN?

“Kalau PLTN didirikan di daerah yang memiliki resiko gempa tinggi, seperti di Jepang, maka investasinya bisa mencapai Rp 50 triliun per reaktor dengan kapasitas pembangkit 1.000-1.400 MW. Tapi, kalau didirikan di daerah yang relatif aman dari resiko gempa seperti Korea, investasinya antara Rp 25 triliun – Rp 30 triliun,” ujar Djarot S Wisnubroto, Kepala Batan, dalam sebuah diskusi, Minggu (12/4/2015).

Djarot bahkan memperkirakan, potensi cadangan bahan nuklir tidak hanya 50.000 ton, melainkan mencapai 70.000 ton. Namun, dia menegaskan diperlukan jalan panjang untuk memanfaatkan potensi sebesar itu. Yang jelas, kebutuhan untuk satu PLTN berukuran 1.000 MW ditaksir hanya sekitar 200 ton uranium per tahun. Artinya, dari cadangan uranium yang ada di Kalimantan Barat saja, yakni sebanyak 29.000 ton uranium, jika dimanfaatkan maka bisa untuk mencukupi kebutuhan pembangkit berkapasitas 1.000 MW hingga 145 tahun.

Djarot mengatakan, permintaan PLTN di dunia makin besar. Uni Emirate Arab akan membangun PLTN pada 2017, begitu juga dengan Turki, Vietna, Yordania, Bangladesh. “Pelopornya adalah Tiongkok yang membangun 28 PLTN,” imbuh Djarot.

Sementara itu, Indonesia baru bisa membangun 3 unit mini reaktor yakni di Serpong dengan kapasitas 30 MW (tahun 1983), Bandung yang awalnya dibangun 250 kilowatt (tahun 1965), dan Yogyakarta dengan kapasitas 100 kilowatt (tahun 1974).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com