Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Nuklir, Akankah Listrik 35.000 MW yang Ditargetkan Jokowi Tercapai?

Kompas.com - 13/04/2015, 10:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengakui target kelistrikan yang dicanangkan pemerintah Joko Widodo sebesar 35.000 megawatt cukup berat jika tidak didukung pemanfaatan tenaga nuklir.

Nasir mengungkapkan, kebutuhan energi listrik yang tersedia saat ini 25.000 MW. Diperkirakan, sampai 2025 kebutuhan energi mencapai 60.000 MW, sehingga dibutuhkan tambahan 35.000 MW tersebut. “Pemerintah sendiri sanggup 15.000 MW, sisanya swasta. Problemnya selain pendanaan, semua itu berorientasi batubara, panas bumi, dan energi fosil. Kalau hanya mengandalkan ini (tanpa nuklir), kalau 35.000 MW akan dipenuhi 2025, saya prediksikan cukup berat,” ucap Nasir dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (12/4/2015).

Padahal, Nasir mengatakan, Kemenristek bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa nuklir bisa dimanfaatkan secara aman dan efisien.

Nasir juga memastikan dari sisi sumber daya manusia, Indonesia mampu membangun dan merawat reaktor nuklir. Terbukti beberapa orang Batan dan lulusan teknik nuklir Indonesia sudah bekerja untuk negara lain, salah satunya Kanada. Ditambah lagi, pemanfaatan energi nuklir telah diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir.

Dalam kesempatan sama, Kepala Batan Djarot S Wisnubroto menuturkan, pemanfaatan nuklir untuk listrik akan menghasilkan limbah. Diperkirakan limbah yang dihasilkan dari pembangkit berkapasitas 1.000 MW sebesar 300 meter kubik. Djarot menjelaskan, limbah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku energi lagi, disimpan, atau dijual kembali ke pemasok uranium.

Yang jelas, kata dia, produk samping dari limbah uranium yang tidak bereaksi itu menimbulkan plutonium. “Plutonium itu bisa punya potensi menjadi senjata. Jadi masyarakat dunia luar pasti akan awasi kita,” kata Djarot.

baca juga: Berapa Nilai Investasi Pembangkit Nuklir?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com