Sila ke-4: Build Bigness through Mass Partnership
Pada Sila berikutnya, yang ditekankan Yuswohady untuk memenangi persaingan dengan para pemain global yaitu dengan melakukan kerjasama antar pemain-pemain kecil. Pemain kecil tersebut kata dia harus dihimpun menjadi satu kesatuan, sehingga menjadi kekuatan yang besar.
Yuswohady bilang UKM akan mampu menjadi besar dan mencapai skala ekonomi jika mereka bisa saling berkolaborasi dan menghimpun kekuatan bersama. “Prinsipnya, sesama UKM haruslah bersatu-padu membangun kemitraan untuk bisa menjadi besar,” ujarnya.
Salah satu contoh usaha yang berhasil dengan pengembangan konsep sila ke-4 yaitu keberhasilan suami-istri Ibnu Riyanto dan Sally Giovanny membangun bisnis dengan cara memberdayakan para pembatik lokal di desa Trusmi. Mereka berhasil menyatukan sekitar 400 pebatik lokal untuk menghasilkan batik berkualitas global yaitu Batik Trusmi Cirebon.
Sila ke-5: Achieve Global Best Practices to Win Foreign Market
Dibanding keempat sila sebelumnya, sila ke-5 lebih berorientasi keluar atau ekspansi bisnis ke negara ASEAN lainnya. Beberapa syarat agar entrepreneur Indonesia bisa berjaya di pasar global yaitu harus berupaya membangun kemampuan global.
Artinya, harus unggul dalam hal modal, teknologi, manajemen, dan SDM yang berstandar dunia. Namun, kata dia, bersaing di pasar global memang tak mudah, oleh karena itu salah satu potensi yang membuat produk Indonesia menang yaitu produk kerajinan craftsmanship.
“Sepatu Niluh Djelantik melanglang-buana di lebih dari 20 negara di Eropa dan Amerika. Sepatu kebanggaan Indonesia ini bahkan menjadi idaman para selebritas top dunia seperti Julia Robert dan Uma Thurman. Bagaimana Niluh Djelantik mencapai global best practices? Pertama, kualitas tanpa kompromi. Kedua, craftmanship melalui sentuhan tangan-tangan terampil khas Bali. Ketiga, eksklusivitas karya yang menjadikannya unik dan high-end. Keuatan kita itu pada power kerajinan tangan,” tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.