Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berakhirnya Era Rel Tunggal di Lintas Pantura Jawa Dibukukan

Kompas.com - 15/04/2015, 05:15 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan kereta Api Indonesia sempat pasang surut sejak awal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun jalur KA pertama pada 17 Juni 1864 di Jawa Tengah yaitu jalur KA yang menghubungkan ruas Desa Kemijen - Desa Tanggung, Semarang sejauh 26 Km.

Era single track di Pulau Jawa pun dimulai dan baru 150 tahun setelah itu yaitu pada tahun 2014 lalu era tersebut berakhir lantaran rampungnya pembuatan proyek jalur ganda (double track) lintas utara Jawa.

Kini, berakhirnya single track di lintas utara Jawa pun dibukukan. Adalah Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko yang menulis seluk beluk proyek yang menghabiskan dana Rp 9,8 triliun tersebut, dengan judul "Jalur Ganda Lintas Utara Jawa: Percepatan dan Manfaatnya".

"Proyek double track ini seharusnya ditargetkan selesai selama 5 Tahun, tapi karena pemerintahan harus berganti maka kita diminta selesaikan 2 Tahun. Tapi ternyata dalam waktu 1 tahun 8 bukan selesai," ujar Hermanto, Selasa (14/4/2015).

Jalur KA lintas utara Jawa sendiri yang menghubungkan Jakarta-Surabaya memiliki panjang 727 Km. Sementara itu, proyek yang dikerjakan pada tahun 2013 dan selesai pada 3 September 2014 itu mengerjakan 436 Km.

Sementara sisinya yaitu 291 Km jalur KA lintas utara Jawa sudah double track. Pembangunan jalur ganda tersebut 100 persen memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri. Tak ada satu pun SDM asing yang terlibat dalam pembangunan tersebut.

Proyek tersebut juga merupakan proyek yang padat karya, di mana 6,3 juta orang terlibat dalam proses pembangunannya. Skema pembangunannya pun dibagi-bagi menjadi 350 proyek.

Menurut Ahli Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Senator Nur Bahagia, proyek pembangunan jalur ganda lintas utara Jawa hanya dalam waktu 1 tahun 8 bulan dan merupakan bukti bahwa Indonesia mampu memanfaatkan 100 persen SDM nya untuk menyelesaikan suatu proyek.

Dia memuji proyek tersebut juga memanfaatkan teknologi anak negeri misalnya teknologi cerucuk bambu. "Teknologi cerucuk bambu, bukan main ini sangat menarik, bumbunya di dalam air dan penurunan tanah menjadi lebih sedikit. Karena bambu semakin direndam air maka akan semakin kuat," kata dia.

Selain membahas proyek pembangunan jalur ganda, buku tersebut juga mengulas sedikit mengenai sejarah kereta api dari masa pemerintahan kolonial Belanda, Jepang, hingga pasca kemerdekaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com