Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Sebuah Saham Harganya jadi Murah?

Kompas.com - 18/04/2015, 08:00 WIB
                                              Ryan Filbert
                                             @RyanFilbert

KOMPAS.com - Hal pertama yang membuat saya bingung dulu, ketika baru saja mengenal dunia pasar modal dan investasi saham, adalah mengenai harga saham. Mengapa?

Saya yakin Anda pernah menghadapi kejadian ini: analis pasar modal ‘A’ memberi rekomendasi beli, tapi ada juga analis lain mengatakan ini saatnya jual. Di sisi lain, ada yang mengatakan beli dan jual untuk saham ‘B’.

Bagi orang awam, tentunya, beli adalah sebuah tanda bahwa harga suatu saham sedang murah. Pertanyaan barunya adalah, dari mana harga saham tersebut dapat dikatakan murah? Membingungkan bukan?

Hari ini, sedikit demi sedikit saya mulai memahaminya. Meski belum menjadi seorang pakar dan ahli, namun saya kira akan sangat bermanfaat bila saya juga memberikan hasil pembelajaran saya kepada banyak orang.

Sepakat atau tidak, bahwa harga yang terdiskon adalah harga yang dikatakan murah? Ya, bila demikian, maka tentunya kita perlu mengetahui kapankah sebuah saham berpotensi terdiskon harganya. Setidaknya ada dua hal yang membuat sebuah saham cenderung terdiskon harganya, apa saja itu?

1. Pembagian dividen

Dividen adalah saat perusahaan membagikan keuntungannya. Biasanya pada hari dividen dibagikan untuk sebuah saham, akan terjadi penurunan atas harga sahamnya. Bila perusahaan membagikan keuntungan sebesar x%, maka saham perusahaan itu bisa turun melampaui x%! Inilah sebuah sinyal diskon yang dapat kita perhatikan.

2. Berita buruk

Bila sebuah saham sedang ditimpa berita buruk maupun musibah, biasanya harga saham perusahaan tersebut juga cenderung terdiskon alias turun.

Dari dua kejadian ini, biasanya kita akan mendapatkan sebuah kondisi di mana harga saham—dalam bahasa bursa sehari-harinya—dikatakan terkoreksi. Dan inilah indikasi yang sering digunakan sebagai kesempatan membeli.

Namun tentunya, seperti artikel lalu yang saya tuliskan, kita perlu mengetahui bahwa saham yang menguntungkan adalah saham perusahaan yang baik adanya. Karena tentu saja bila ada sebuah berita buruk untuk perusahaan yang buruk, hal ini tidak mengherankan.

Konteks ‘berita buruk’ di sini ibarat barang branded yang sedang diskon, bukan barang yang sudah rusak dan memang harus didiskon. Selain itu, murah itu tidak berarti harga sebuah saham lebih rendah dari harga sebelumnya. Inilah yang menciptakan banyak persepsi salah di antara pelaku pemula dalam pasar modal.

Misalkan seperti ini. Bila sebuah saham dengan harga Rp 1.000, naik menjadi Rp 1.500 dan mengalami penurunan ke Rp 900, maka harga Rp 900 itu memang menjadi terlihat menarik, karena ia lebih murah dari Rp 1.000. Namun dapatkah Anda bayangkan bahwa Rp 800, Rp 700, Rp 600, dan seterusnya juga jauh lebih murah dari Rp 1.000?

Maksud saya di sini adalah, harga saham yang terkoreksi adalah momentum untuk kita dapat memiliki saham yang terdiskon. Namun bila saham itu terdiskon secara terus-menerus, ini bukanlah ciri saham yang menarik untuk dimiliki. Bukankah lebih baik bila murah tapi lebih mahal dari sebelumnya? Wah, apa pula maksudnya?

Misalkan harga saham terendah adalah Rp1.000, dan naik menjadi Rp1.500, turun menjadi Rp1.200, naik menjadi Rp1.700, turun menjadi Rp1.400, dan seterusnya. Apa yang Anda lihat? Naik dan turunnya membentuk sebuah anak tangga yang mendaki, dan inilah menurut saya harga yang murah secara mahal.

Kembali lagi, terlepas dari harga, Anda juga perlu memperhatikan perusahaannya, karena apa? Banyak perusahaan yang tidak bagus dengan performa yang kurang baik, namun sahamnya ramai diperdagangkan. Itulah yang disebut sebagai saham lapis kedua, dan saya menceritakannya dalam buku saya yang berjudul Bandarmology.

Memang tidak salah juga bila dikatakan bahwa saham ada bandarnya, namun bandar seperti apa, inilah yang perlu kita ketahui.

Salam investasi untuk Indonesia!

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksadana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain: Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market. Ryan juga baru saja menerbitkan dua seri buku baru yang berjudul Bandarmology dan investasi pada properti Rich Investor from Growing Investment. Setiap bulannya, Ryan Filbert sering mengadakan seminar dan kelas edukasi di berbagai kota di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com