Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monorel Diganti LRT, Adhi Karya Rogoh Kocek Lebih Dalam

Kompas.com - 24/04/2015, 13:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Batalnya proyek monorel dan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) memaksa PT Adhi Karya (Persero) Tbk merogoh kocek lebih dalam. Kebutuhan ekuitas untuk moda transportasi massal melonjak dari yang tadinya Rp 1,893 triliun menjadi Rp 2,044 triliun.

Kendati demikian, Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan, perseroan akan mengurangi alokasi dana untuk stasiun dan properti pendukung, dari yang tadinya Rp 852 miliar ketika menggunakan proyek monorel, menjadi Rp 701 miliar dengan proyek LRT. Sehingga total kebutuhan ekuitas untuk dua proyek ini sama, yakni Rp 2,745 triliun.

Kiswo menuturkan, kebutuhan ekuitas tersebut akan ditutup dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,4 triliun. Angka ini tidak berubah dari rencana awal, proyek monorel yang juga dianggarkan sama Rp 1,4 triliun.

“Tetap PMN kami dedikasikan dari awal 100 persen untuk kepentingan ekuitas transportasi massal. Tapi ada sedikit tambahan dari dana publik,” kata Kiswo dalam rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Adapun dana publik yang diharapkan dapat ditarik sebesar Rp 1,345 triliun. Kiswo mengatakan, monorel maupun LRT pada dasarnya merupakan satu kelompok moda transportasi yang sama. Keduanya memiliki kapasitas yang sama. Hanya saja, teknologi LRT diklaim lebih terbuka sedangkan teknologi monorel masih sempit.

Proyek LRT diharapkan groundbreaking pada Agustus 2015, dan bisa beroperasi pada Agustus 2018 mendatang.

Dalam kempatan sama, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno berharap, dana publik yang dihimpun untuk proyek transprotasi massal tersebut bisa masuk ke Adhi Karya pada Juli 2015. “Kami berharap betul untuk PMN untuk Adhi Karya dapat selesai Juli. Karena kami harap proyek ini, tahun ini juga bisa dimulai,” ucap Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com