Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Mentan: Ketergantungan Impor Pangan Ancam Kedaulatan Negara!

Kompas.com - 27/04/2015, 10:43 WIB
Latief

Penulis

PULAU BURU, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan Indonesia sebagai negara besar harus memperkuat ketahanan pangannya sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dari produksi dalam negeri sendiri. Ketergantungan pada pangan impor dapat mengancam kedaulatan negara.

"Kalau ketahanan pangan lemah, kedaulatan negara terancam, kriminalitas juga pasti meningkat," kata Mentan Amran di Pulau Buru, Maluku, Minggu (26/4/2015). 

Untuk itu, lanjut Mentan Amran, pemerintahan Jokowi-JK berkomitmen serius membangun pertanian. Dirinya mengaku diminta terjun langsung ke lapangan untuk memperhatikan masalah petani ketika diangkat menjadi Menteri Pertanian dalam Kabinet Kerja.

"Kami diminta Bapak Presiden memperhatikan petani dengan turun ke lapangan, diskusi dengan petani, dan sebagainya," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga tak mau begitu saja membuka keran impor pangan meski ada gejolak harga. Dia menyontohkan, ketika harga beras naik pada Januari-Februari lalu, pemerintah tetap tak mengimpor beras. Impor beras akan menjatuhkan harga sehingga merugikan petani.

"Sampai hari ini, sejak kami bergabung di kabinet kerja, tidak ada impor beras, harganya beras sekarang sudah stabil," kata Mentan Amran.

Sama halnya dengan beras, ketika harga cabe dan bawang merah melonjak pun pemerintah tetap tak membuka pintu untuk impor. Alasannya, harga yang tinggi menguntungkan para petani kecil yang menanam cabe dan bawang merah.

"Bawang merah rencana awal impor 30 ribu ton, sampai hari ini belum impor. Kalau harga cabe dan bawang rendah, tidak ada (masyarakat) yang mengeluhkan, padahal petani rugi," ujarnya.

Untuk mencapai swasembada beras, jangung, dan kedelai yang ditargetkan bisa dicapai pada 2017, Amran meminta para kepala daerah untuk menggenjot produksi ketiga pangan itu. Bila target produksi di daerah terlampaui, dirinya berjanji akan menambah kucuran anggaran pertanian untuk daerah tersebut di tahun berikutnya.

"Kalau produksi meningkat, kami akan tambah anggaran. Tapi kalau tidak naik, tahu diri saja," kata Amran.

Sebagai bentuk keseriusan lain untuk menggapai cita-cita swasembada pangan, pemerintah juga serius mengawasi penyaluran benih dan pupuk subsidi untuk para petani. Bila ada yang menyelewengkan, pemerintah tak segan-segan menindak tegas. Untuk pupuk misalnya, dalam 4 bulan terakhir sudah ditahan 26 pelaku pengoplosan pupuk yang mengakibatkan pupuk subsidi langka.

"Sampai hari ini 26 orang tertangkap karena mengoplos pupuk. Harus kita lindungi petani kita," pungkasnya.

Tambahan anggaran

Kementerian Pertanian mengajukan tambahan dana sebesar Rp16,9 triliun dalam APBN-P 2014 untuk menggenjot produksi pangan. Dalam APBN 2015, Kementerian Pertanian sudah mendapat anggaran Rp15,8 triliun, sehingga total anggaran Kementan APBN-P 2015 adalah Rp32,7 triliun.

Tambahan anggaran ini diperoleh dari ruang fiskal yang luas pasca pengurangan besar-besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Tambahan tersebut itu terutama difokuskan untuk rehabilitasi jaringan irigasi, bantuan benih, bantuan pupuk, dan bantuan alat mesin pertanian (alsintan). Tambahan anggaran rehabilitasi jaringan irigasi tersier untuk 1,1 juta areal lahan pertanian mencapai Rp1,32 triliun.

Ada juga anggaran pengadaan benih untuk 12 ribu hektar lahan tebu sebesar Rp1,18 trilun. Anggaran bantuan pupuk untuk 3,6 juta Ha lahan padi dan jagung mencapai Rp2,33 triliun. Dana untuk pengadaan 30 ribu ekor sapi indukan dan 1.200 ekor sapi bibit sebesar Rp1 triliun.

Sementara itu, untuk pengembangan kakao berkelanjutan dianggarkan Rp1,2 triliun. Pengadaan alsintan berupa 1.900 unit dryer berkapasitas 5 ton bahan bakar sekam dianggarkan Rp855 miliar. Pengadaan benih padi untuk lahan seluas 2,6 juta Ha memakan dana Rp650 miliar.

Pengadaan benih jagung untuk areal lahan 1 juta Ha disediakan Rp750 miliar. Ada juga pengadaan traktor roda 4 untuk budidaya tebu sebanyak 500 unit yang dianggarkan Rp475 miliar. Penambahan anggaran besar-besaran ini dilakukan untuk mencapai target swasembada pangan dalam 3 tahun.

Untuk tahun 2015 ini, Kementan menargetkan produksi padi sebesar 73,4 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung sebanyak 20,33 juta ton, kedelai 1,27 juta ton, gula 2,97 juta ton, dan daging sapi 550 ribu ton. Semuanya ditarget naik dibanding 2014.

Pada 2014 lalu, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2014 lalu, produksi padi adalah 70,6 juta ton GKG, jagung 19,13 juta ton, kedelai 920 ribu ton, daging sapi 460 ribu ton, dan gula 2,5 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com