“Mungkin sedikit di bawah 5 persen,” kata Bambang ditemui usai pembukaan Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, Jakarta, Kamis (30/4/2015).
Bambang mengatakan, tidak hanya Indonesia yang mengalami perlambatan ekonomi di triwulan pertama tahun ini. “Hampir negara-negara ekonomi besar semuanya di bawah perkiraan,” sambung Bambang.
Pertumbuhan ekonomi China pada Q1-2015 hanya di kisaran 7 persen, Korea 3,2 persen, dan Jepang hanya 0,4 persen. Negara-negara kawasan ASEAN juga relatif di bawah ekspektasi. “Jadi kita lihat ini memang gejala global terutama karena harga minyak rendah. Harga minyak rendah ini, lama-lama akan membuat ekonomi dunia mengalami perlambatan,” kata Bambang.
Untuk Indonesia saja, dampak langsung dari rendahnya harga minyak dunia diperkirakan membuat penerimaan negara menguap Rp 150 triliun. Di sela-sela Musrenbangnas kemarin, Bambang pesimistis harga minyak dunia akan rebound signifikan tahun depan.
Penerimaan negara tidak bisa mengandalkan ekspor seiring dengan perlambatan ekonomi China, dan rendahnya harga komoditas sumber daya alam.
Belanja pemerintah diandalkan
Dengan berbagai kondisi tersebut, Bambang mengatakan, salah satu harapan untuk mendorong perbaikan ekonomi adalah dari belanja pemerintah. Belanja pemerintah diharapkan akan memberikan dampak berganda, utamanya belanja infastruktur.
“Ya pokoknya kita berharap mulai Q2-2015, terutama bulan ini pergerakan belanja pemerintah mulai jalan,” kata Bambang. (baca: Sungguhkah Kementerian Kominfo dan Kementerian ESDM "Enggak Doyan" Belanja? )
Dalam kesempatan sama, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memastikan perlambatan ekonomi tidak hanya dialami oleh Indonesia saja. Namun ia masih optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2015 ini masih di kisaran 5 persen. “Insya Allah (masih kisaran 5 persen). Ada plus-minus itu biasa,” ucap Kalla.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.