Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi yang Belum Tergarap...

Kompas.com - 04/05/2015, 16:47 WIB

Kota Solok di Sumatera Barat terkenal dengan sebutan kota beras. Sebagian besar penduduknya memang berprofesi sebagai petani yang memproduksi beras dengan kualitas paling baik di Sumbar. Karena letaknya yang strategis, kota ini juga ingin menjadi kota perdagangan dan jasa.

Beras Solok memiliki rasa yang khas, yakni gurih dan wangi. "Dimakan pakai lado sajo cukuik, lah lamak (dimakan dengan cabai saja cukup, sudah enak)," tutur Anggi Yulizatra (22), pengemudi yang mengantar kami ke beberapa kota di Sumbar.

Betul, ketika tiba di Kota Solok dan kami makan malam di sebuah rumah makan, nasi yang disajikan rasanya mirip seperti nasi uduk. Padahal, beras itu dimasak tanpa santan atau bumbu lainnya, seperti halnya nasi uduk.

Beras Solok memang tidak hanya berasal dari Kota Solok, tetapi juga Kabupaten Solok yang mengelilinginya. Kota yang hanya memiliki dua kecamatan dengan 13 kelurahan itu memproduksi gabah rata-rata 15.000 ton per tahun.

Lokasi strategis

Kota Solok terletak di lokasi yang sangat strategis. Ia dilintasi jalan raya lintas barat dan tengah Sumatera yang menghubungkan kota-kota dari Sumatera Utara, Sumbar, Jambi, Sumatera Selatan, hingga Bengkulu. Selain kerap dilewati wisatawan, jalur itu juga dilewati oleh pedagang dari atau menuju Bukittinggi, Sumbar, serta dari atau menuju Medan, Sumut.

Kota Solok adalah kota transit karena selalu dilintasi dari berbagai arah dan tujuan. Sayangnya, potensi ini belum sepenuhnya dioptimalkan. Tak ada yang benar-benar ditonjolkan. Wajar jika bagi warga di luar Sumbar yang baru pertama kali ke kota ini akan sulit untuk langsung mengetahui arah pengembangan kota ini.

Untuk mencari beras Solok, misalnya, letak pedagang masih tersebar di Pasar Raya Solok yang sudah beberapa kali terbakar. Emi (55), seorang pedagang beras di Pasar Raya Solok, mengatakan, sebagian besar beras Solok sudah dijual ke tengkulak untuk langsung didistribusikan ke beberapa daerah. Oleh karena itu, yang tersisa di Solok hanya sebagian kecil.

Potensi pedagang

Selain petani, tentu sebagian lain dari warga kota ini, seperti daerah lain di Sumbar, juga berprofesi sebagai pedagang. Pedagang ini sebagian besar terkonsentrasi di Pasar Raya Solok dengan berdagang skala eceran. Pedagang sayur dan buah mulai menghidupi kawasan di sekitar Terminal Bareh, Solok, setiap hari Selasa. Ke depan, kawasan itu akan diarahkan menjadi pasar induk komoditas.

Seorang pedagang pakaian, Eva (39), mengatakan, pedagang pakaian biasanya berbelanja di Bukittinggi. "Di sini tidak ada yang jual pakaian dalam partai besar. Semuanya eceran. Kebanyakan yang membeli, ya warga sini," ujarnya.

Pasar itu dijadikan pasar tertib ukur. Telah didirikan pos ukur di dalam kawasan pasar yang dapat digunakan oleh warga yang berbelanja untuk memastikan apakah berat barang yang dibelinya telah sesuai. Namun, pos ukur ini belum berfungsi karena belum tersedia timbangan.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Solok Eva Meuthia mengatakan, tertib ukur dilakukan guna memperkuat Kota Solok sebagai kota perdagangan dan jasa. Prinsipnya, tidak boleh ada penipuan dalam proses jual-beli.

Selain itu, didirikan pula Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat sebagai konsumen. Banyak warga dari sekitar Kota Solok juga kerap berkonsultasi di lembaga ini untuk mendapatkan jalan keluar, yang sebagian besar adalah persoalan kredit pembelian barang atau kendaraan.

Kepala Bidang Perdagangan dan Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Solok Dalius berpendapat, arah pembangunan Kota Solok sebagai kota perdagangan dan jasa masih belum terlihat. Ia mencontohkan, Kota Solok tidak memiliki pusat perdagangan seperti yang ada di Kota Bukittinggi.

"Kota Solok ini tidak memiliki sumber daya alam. Satu-satunya cara untuk meningkatkan kesejahteraan warga adalah dengan mengoptimalkan potensi perdagangan. Solok sudah diuntungkan dengan lokasi yang sangat strategis, apalagi di sini juga relatif aman dari bencana alam gempa dan tsunami," kata Dalius lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com