Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras di Pasar Cibinong Masih di Bawah HPP

Kompas.com - 20/05/2015, 20:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Rabu (20/5/2015), melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Sidak dilaksanakan bersama-sama Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel dan Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Ngurah Puspayoga untuk mengecek harga beras.

Di Pasar Cibinong, Mentan mendapati harga beras kualitas medium di pasar hanya Rp 7.200 per kilogram. Harga tersebut sudah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras sebesar Rp 7.300 per kilogram.

"Ini harga beras Rp 7.200 per kilogram, saya sengaja dengan Mendag dan Menkop UKM ingin mengecek harga beras," ujar Mentan Amran saat melakukan sidak pasokan dan harga beras di pasar Cibinong, Bogor, Rabu (20/5/2015).

Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015, HPP di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 7.300 per kilogram. Artinya, bila harga beras di pasar saja Rp 7.200 per kilogram, harga di petani sudah pasti jauh di bawah HPP. Mentan menilai, rendahnya harga beras ini merupakan bukti bahwa produksi beras tahun ini melimpah.

"Di petani kemungkinan hanya Rp 6.700 per kilogram, di sini (Pasar Cibinong) saja di bawah HPP. HPP Rp 7.300 per kilogram, artinya produksi beras meningkat," papar Mentan.

Karena itu, dirinya mendesak Bulog segera menyerap beras petani sebanyak-banyaknya dengan harga sesuai HPP. Hal itu perlu dilakukan agar petani tak mengalami kerugian. Bila petani rugi, motivasi mereka menanam padi lagi akan berkurang.

"Kami minta Bulog menyerap sebanyak-banyaknya karena di pasar saja Rp 7.200 per kilogram. Lantas bagaimana di petani?" tanya Mentan.

Sementara itu, Mendag Rachmat Gobel menyatakan kembali bahwa pemerintah belum memutuskan membuka impor beras untuk stok Bulog. Pasalnya, pasokan beras dari dalam negeri masih melimpah dan Bulog diharapkan bisa menyerap sebanyak mungkin.

"Impor adalah pilihan terakhir. Keputusan impor sampai sekarang belum ada. Kita masih menunggu lagi panen Juli," tambah Mendag.

Sebelumnya diberitakan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan, pemerintah akan mengambil langkah untuk membuka keran impor dalam memenuhi stok beras Bulog. Langkah tersebut, lanjut Sofyan, diambil karena Bulog tidak menyerap stok beras secara maksimal. Dikhawatirkan, stabilitas harga beras terganggu bila stok Bulog kurang dari 1,5 juta ton di akhir tahun.

"Kalau pengumpulan beras tidak banyak, pemerintah akan membuka opsi impor. Sekarang penyerapan Bulog tidak sebanyak yang diharapkan," katanya. 

Hingga akhir April, beras yang telah diserap Bulog baru sekitar 450 ribu ton, setengah dari penyerapan di periode yang sama pada tahun lalu. Padahal dalam tahun ini, target yang harus diserap sebanyak 2,75 juta ton beras.

Menurut Direktur Pelayanan Publik Bulog, Lely Pelitasari penyerapan periode yang sama di tahun lalu sekitar 900 ribu ton. Itu karena penyerapan sudah dilakukan sejak bulan Februari.

"Untuk tahun ini penyerapan baru dilakukan pada akhir Maret setelah keluar Inpres Nomor 5 Tahun 2015 pada 17 Maret," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com