KOMPAS.com - Target panen jagung nasional 2015 hingga 25 juta ton bisa cepat terwujud dengan kemitraan antara pemerintah, petani, dan sektor-sektor lainnya. Lembaga bernama Kelompok Kerja Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia (PISAgro) dalam catatannya pada Rabu (20/5/2015) mewartakan bahwa panen raya di Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat merupakan model percontohan terintegrasi.
Pada proyek itu, petani mendapatkan pendampingan budidaya jagung, penanganan pascapanen, jaminan pembelian, pelatihan literasi keuangan berikut akses pinjaman modal. Hasilnya terbukti baik. Panen petani mencapai 7,2 ton per hektare atau meningkat sebanyak 20 persen dari produktivitas rata-rata di wilayah tersebut.
Menurut PISAgro, kerja sama itu melibatkan Syngenta yang memberikan pelatihan dan pendampingan petani dengan mengaplikasikan teknologi ‘Awali dengan Benar’. Teknologi ini terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas panen jagung.
Mitra lainnya adalah Bank Andara melalui BPR Pesisir Akbar yang memberikan akses pinjaman modal pembiayaan mikro kepada petani. Dana pinjaman digunakan untuk membeli teknologi yang lebih baik seperti benih unggul, pupuk, dan bahan kimia perlindungan tanaman untuk meningkatkan produktivitas jagung.
Mitra selanjutnya adalah Mercy Corps Indonesia memberikan pelatihan literasi keuangan pada petani, memfasilitasi tahapan pengembangan pembiayaan dan teknologi informasi bagi petani jagung, dan mendukung penyediaan layanan sistem pembayaran menggunakan AndaraLink Mobile untuk petani. Kemitraan ini bekerja sama dengan pembeli jagung setempat sebagai pembeli jagung petani.
Menurut Lim Jung Lee, Presiden Direktur PT Syngenta Indonesia sekaligus Ketua Kelompok Kerja Jagung PISAgro peresmian kemitraan itu adalah awal dari perjalanan panjang ke arah mencapai swasembada jagung. Tahap selanjutnya adalah meningkatkan kemitraan untuk mencapai 2.000 petani di Kabupaten Dompu dan Bima dan kemudian memperluas program ini ke wilayah lain di Indonesia.
Sebelumnya, pada November 2014, Kelompok Kerja Jagung PISAgro memutuskan untuk melakukan proyek percontohan model pembiayaan mikro dengan 198 petani dari 10 kelompok tani di Kabupaten Dompu dan Bima,Nusa Tenggara Barat. Kelompok ini melibatkan pemain utama dalam rantai pasok dan bekerja sangat erat dengan pemerintah pusat, provinsi dan daerah NTB dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang cocok untuk proyek ini. Hal ini selaras dengan target pemerintah mencapai swasembada jagung nasional di antaranya dengan cara meningkatkan produktivitas pertanian dan membuka daerah baru untuk budidaya jagung.
PISAgro memahami bahwa petani membutuhkan modal keuangan untuk membeli teknologi yang lebih baik seperti benih unggul, pupuk, dan pestisida yang baik untuk meningkatkan produktivitas jagung serta membiayai ongkos tenaga kerja. Di awal musim tanam, petani yang ikut dalam model percontohan mendapatkan pinjaman modal kerja sebesar Rp 8 juta per hektare.
Hingga kini, PISAgro telah mengadakan pelatihan kepada petani jagung di banyak daerah di Indonesia. Secara keseluruhan, kelompok ini telah memberikan pelatihan kepada 220.000 petani jagung pada 151,279 hektar lahan. Pada 2020, kelompok ini berencana untuk melakukan program pelatihan kepada 5 juta petani jagung pada 1,25 juta hektare lahan untuk mencapai produktivitas dan peningkatan pendapatan secara berkelanjutan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.