JAKARTA, KOMPAS.com - Di saat bisnis otomotif lesu, PT Astra International Tbk (ASII) mulai memperbesar bisnis properti. ASII menggenjot bisnis properti dengan memanfaatkan lahan seluas 2,4 hektare (ha) di kawasan Sudirman, Jakarta.
Di atas lahan tersebut ASII melalui Astra Property membangun satu gedung perkantoran, Astra Tower dan tiga menara apartemen mewah Anandamaya Residences. Dalam menggarap proyek ini, Grup Astra menggandeng Hongkong Land Pte Ltd.
Saat ini kedua proyek itu dalam tahap groundbreaking dan pembangunan basement. Targetnya, kedua proyek ini kelar tahun 2018 mendatang. Analis Reliance Securities, Robertus Yanuar Hardy mengatakan, pembangunan properti Astra memakan waktu sekitar tiga tahun. Jadi, kontribusi dari sektor properti tahun ini belum terasa. "Akhir tahun diperkirakan baru mulai presales," ujar dia kepada Kontan, Senin (25/5).
Astra dan Hongkong Land membentuk perusahaan patungan bernama PT Brahmayasa Bahtera. Astra Property menguasai 60 persen saham, sisanya milik Hongkong Land. Total investasi untuk proyek tersebut Rp 8,2 triliun.
Robertus menilai positif diversifikasi usaha ASII. Apalagi, bisnis properti merupakan lini baru yang belum pernah dilakoni ASII sebelumnya. "Ini cukup baik untuk menutupi penurunan dari sektor lain," ujar dia.
Tahun ini, bisnis otomotif yang menjadi tulang punggung Grup Astra tengah meredup. Di kuartal pertama tahun ini, laba bersih ASII menyusut 15,64 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 3,99 triliun.
Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto menilai, bisnis properti bagus untuk diversifikasi, tapi masih sulit, diandalkan mengingat bisnis ini tengah melambat. Apalagi, ASII baru memulai bisnis properti.
Sejatinya, Grup Astra mulai melakukan strategi diversifikasi sejak belasan tahun lalu. Dengan diversifikasi itu, ASII mampu berkembang menjadi perusahaan besar. "Diversifikasi sekaligus memperkecil risiko penurunan di salah satu lini bisnis," imbuh dia.
Robertus memperkirakan, perlambatan sektor otomotif masih terjadi hingga akhir tahun. Meski demikian, lini bisnis ASII di sektor lain, seperti perkebunan, pertambangan dan konstruksi masih berpotensi tumbuh.
Otomotif dominan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.