Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Pertamina Tower Ditunda

Kompas.com - 01/06/2015, 09:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana PT Pertamina (Persero) untuk menjadikan Pertamina Tower sebagai ikon kota Jakarta harus tertunda. Pembangunan menara setinggi 530 meter yang dimulai sejak tahun 2014 dihentikan sementara.

Pasalnya saat ini, Pertamina tengah memfokuskan target perseroan pada produktivitas di hulu dan penambahan kapasitas kilang.

"Waktu tahun lalu sudah groundbreaking. Sisanya kalau proyek kan harus kita lihat alokasi, untuk pendanaannya sekaligus progress-nya. Nah, sejauh ini posisi kita meng-hold dulu karena ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dari sisi capital expenditure maupun investasi," kata Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro kepada Kontan, Minggu (31/5/2015).

Menara yang rencananya bisa selesai pada 2020 ini telah berhenti pembangunannya sejak akhir 2014. Wianda menuturkan keputusan untuk menghentikan sementara pembangunan juga karena adanya revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

"Perubahan ini juga kita lakukan melihat kondisi minyak mentah dunia yang turun 50 persen dibanding 2014. Sehingga Pertamina harus mendefinisikan lagi apa yang menjadi prioritas-prioritas perusahaan," ujar Wianda.

Sayangnya, menara yang rencananya akan mengalahkan Menara Petronas di Malaysia ini tidak masuk dalam salah satu prioritas Pertamina. Saat ini selain di sektor hulu, Pertamina juga sedang fokus melihat blok-blok terminasi yang akan dikelola oleh Pertamina.

"Kita berharap kita bisa melanjutkan, tapi sekarang yang penting adalah untuk meningkatkan produksi minyak nasional, baik dari hulu maupun kilang. Kan sekarang kita lagi program untuk Refinery Development Master Plan, nah di situ kita harus bertanggung jawab untuk meningkatkan angka volume yang menjadi target kita," jelas Wianda.

Penundaan pembangunan Pertamina Tower yang diketahui membutuhkan dana sebesar Rp 200 miliar, ini pun menurut Wianda tidak menjadi masalah besar karena tidak merugikan pihak mana pun, terutama masyarakat.

Pembangunan yang dibawahi oleh Direktorat Umum Pertamina ini juga diharapkan bisa dilanjutkan lagi. Namun, belum ada waktu pasti karena saat ini Pertamina masih fokus terhadap proyek lain yang saat ini menjadi prioritas utama. (Putri Kartika Sinaga)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com