Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Pelemahan Rupiah Tertahan

Kompas.com - 05/06/2015, 08:40 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah bakal kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Jumat (5/6/2015). Rupiah mencoba bertahan dari pelemahan lebih lanjut dengan dukungan Bank Indonesia di tengah bertahannya penguatan indeks dollar AS secara global.

Kenaikan imbal hasil Bund Jerman terkoreksi setelah Yunani menunda pembayaran utangnya hingga akhir Juni. Penurunan yield Bund Jerman bersamaan dengan pelemahan euro yang sebelumnya telah menguat cukup tajam.

Di Amerika Serikat (AS), pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tersebut oleh IMF melengkapi buruknya rilis PDB triwulan I-2015 negara itu pekan lalu, tetapi gagal untuk mendorong pelemahan indeks dollar AS.

Isu Yunani terlihat lebih kuat mendorong pelemahan euro. Nanti malam, pemerintah AS akan merilis data tingkat pengangguran serta pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS yang sejauh ini diperkirakan membaik.

Rupiah kemarin melemah bersama mata uang lain di Asia seiring dengan kenaikan imbal hasil SUN serta pelemahan IHSG. Yield SUN naik tajam mengikuti kenaikan yield Bund Jerman. Data ekonomi terbaru menunjukkan pertumbuhan kredit yang masih lambat di April dan penerimaan pajak yang masih di bawah target hingga Mei. Hal itu sekaligus menjaga sentimen negatif internal.

Hari ini, Bank Indonesia akan mengumumkan angka cadangan devisa per Mei. "Rupiah berpeluang menguat melihat meredanya pelemahan obligasi global," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com